Nyonya Toni meraung seperti orang kesurupan. Dia terus meluapkan kemarahannya pada Meli. Juga pada Sandi yang menghadirkan seorang pelakor seperti Meli di hadapannya."Aku tidak gila. Kalianlah yang gila karena telah membuatku seperti ini," ucap nyonya Toni."Berhentilah berteriak. Karena percuma tidak akan yang mendengarkan orang gila berbicara ngelantur sepertimu," ucap Meli.Nyonya Toni semakin menggila. Ia menjambak rambut Meli melampiaskan kekesalannya. Sudah menjadi simpanan suaminya tapi tidak tahu malu seperti itu menghinanya di depan orang banyak."Pelacur kamu. Wanita rendahan berani sekali menghinaku seperti ini," ucap nyonya Toni."Hentikan dasar wanita gila," ucap Sandi yang melepas gengaman tangan nyonya Toni pada rambut Meli."Aku tidak gila kalian yang gila. Seluruh keluarga kalian gila," balas nyonya Toni berteriak.Sekejap saja kantor menjadi ramai karena ulah nyonya Toni. Mereka berbisik karena dari pagi sampai siang nyonya Toni terus berteriak dan memaki setiap ber
Sandi menggelengkan kepalanay sepertinya ia tidak perlu di jemput karena sudah dalam perjalanan ke kantor Leon. Sebentar lagi mungkin akan sampai. "Mungkin lima menit lagi akan sampai. Oh iya aku lapar belum makan kamu tolong siapkan makanan untukku ya," jawab Sandi. "Kalau begitu kita ubah saja tempat pertemuan kita. Aku tunggu kamu di kafe samping kantorku," balas Leon. Leon mengatakan agar sahabatnya itu tidak mengalami kelaparan saat sedang membahas bisnis bersama. Mungkin sebaiknya memang mengisi perut yang kosong agar tetap fokus. Bekerja dengan perut kosong memang tidak baik. "Baiklah kalau begitu misal kamu duluan yang sampai tolong pesankan makanan. Apapun itu aku akan makan," jawab Sandi. "Aku tunggu Sandi semoga tidak ada kendala lagi di jalan," ucap Leon. Leon sudah berada di kafe dan memesan banyak makanan untuk Sandi dan rombongannya. Tak lama Sandi sudah sampai dan Leon pun melambaikan tangannya agar Sandi melihat keberadaannya."Hai Sandi sebelah sini," ucap Leon
Sandi mengatakan kalau Terry lebih baik ke psikiater karena kebanyakan menghayal jadinya seperti orang gila yang kehilangan akal. Memangnya siapa ayahnya bisa memecat seorang Sandi Berawijaya sang pemilik perusahaan yang sesungguhnya. "Kamu benar-benar gadis gila. Memangnya ayahmu yang cacat itu bisa apa? Lebih baik kamu pulang dan rawat ayahmu yang cacat itu!" jawab Sandi dengan Santai."Kamu benar-benar kurang ajar Sandi. Aku akan membuat perhitangan denganmu," ucap Terry.Sandi meminta Jerri untuk mengantar adik sepupunya itu keluar dari perusahaan. Takutnya tidak bisa keluar karena akses di ubah oleh Sandi tidak bisa sembarang orang akan sampai ke lantai atas seperti ini. MungkinTerry bisa masuk tidak bisa keluar."Kamu jangan meremehkanku. Memangnya aku baru satu dua hari keluar masuk perusahaan ayahku?" tanya Terry kesal."Kalau begitu jangan antar dia. Walaupun dia menangis dan minta tolong jangan biarkan ada yang menolongnya. Karena ini perusahaan ayahnya biarkan dia menelpon
Sandi menutup mata Ani agar dia tidak melihat Meli melakukan kekerasan terhadap Terri. Dia hanya balas dendam atas apa yang pernah Terry perbuat padanya."Meli tidak akan mungkin bisa membunuhnya. Mungkin hanya menyebabkan cacat pada tubuh Terry saja," jawab Sandi."Tuan kamu sungguh pria kejam," balas Ani.Sandi masih memperhatikan tingkah Meli yang begitu bringas menampar Terry berkali-kali sampai dia puas. Jeritan yang Terry keluarkan tidak membuat Meli berhenti. Sepertinya dia semakin bersemangat."Wanita iblis kalau ayahku datang kamu akan segera mati. Karena melukai putri kesayangannya," ucap Terry."Ayahmu yang cacat itu sudah tidak akan bisa menolongmu lagi," balas Melu sambil tertawa melihat tampang Terry yang kumuh dan ketakutan.Meli mengajak Terry ke toilet dan menguncinta di dalam. Meli sangat puas dengan apa yang ia lakukan sekarang. Saatnya ia mematikan lampu dan segera pergi meninggalkan perusahaan. Tok ... Tok ... Terry menggedor pintu dengan kekuatannya yang tersis
Tuan Toni menatap bengis putri yang ia sayangi. Ia merasa putrinya sudah mencoreng nama baiknya sekarang. Tidak pantas jika ia meributkan ayahnya yang sedang selingkuh."Lihat sendiri wajah kotormu itu. Kamu sudah mencoreng nama baikku dengan kelakuanmu. Kamu dan pelayan ini sama kotornya," balas Tuan Toni."Jadi ayah lebih memilih pelayan itu dari pada darah dagingmu sendiri?" tanya Terry yang amat kesal.Tuan Toni mengatakan bahkan saat ini pelayannya bermain dengan rapi. Tidak seperti Terry yang tubuhnya sudah dilihat banyak pria. Bahkan semua mata di jagat internet melihatnya."Kamu bukan putriku lagi. Kamu sudah tak berguna membuatku malu saja!" gertak tuan Toni. "Ayah jadi hanya seperti ini rasa sayangmu padaku. Ketika sudah tidak berguna kamu mencampakan putrimu," balas Terry. Terry mengamuk dan kecewa kepada ayahnya yang lebih memilih pelayan pelacur daripada putri yang dulu sangat disayangnya. Kini ia bagaikan sampah yang sudah tidak ada gunanya. "Nona bukannya aku tidak t
Sandi memang datang untuk menguji kesabaran pamannya. Tidak hanya untuk itu tapi untuk melihat bagaimana reaksi tuan Toni saat melihat putri kesayangannya menari telanjan di sebuah bar. Juga sang istri yang tak kunjung pulang ke rumah."Aku tahu kamu akan datang untuk membalas dendam padaku bukan?" tanya tuan Toni."Balas dendam untuk apa? Atau ada yang paman sembunyikan dariku. Mungkin juga paman tahu siapa dalang pembunuh papiku!" seru Sandi sambil menatap sang paman. Pria tampan itu mengatakan kalau dia datang hanya untuk melihat kondisi pamannya saat ini. Bagaiamanapun ia harus mengunjungi pamannya karena terluka akibat tembakan dan sayatan pisau yang dilakukan oleh Sandi."Sandi apa yang kamu katakan itu. Mana mungkin aku tahu dalang kematian ayahmu sedangkan kamu tahu aku satu kapal bersamamu waktu itu," ucap tuan Toni."Benar juga paman satu kapal denganku saat itu. Tapi kenapa paman bisa selamat sendiri sedangkan papiku meninggal. Aku dikeroyok sampai babak belur hingga hampi
Pelayan itu ketakutan saat mendapati kedua majikan pingsan di kamarnya. Setengah hatinya senang kalau mereka meninggal. Setengah lagi hatinya merasa ketakutan kalau dia tertuduh membunuh mereka."Bagus kalau mereka mati. Aku akan menjadi nyonya di rumah ini," gumam pelayan itu."Apa yang terjadi. Kenapa Terry dan Istriku tergeletak seperti ini?" tanya Tuan Toni."Aku tidak tahu tuan. Aku tidur barusan tiba-tiba mereka datang ke kemarku dan mereka sudah seperti ini," jawab pelayan ketakutan.Tuan Toni meminta Joy untuk memanggil ambulan. Atau Dokter untuk memeriksa anak dan istrinya. Jangan sampai mereka meninggal. Jika mereka meninggal hatinya akan hampa. Walau ia gemar berselingkuh tapi di hatinya tetap ada sang istri dan putri kesayangan."Tuan aku sungguhan tak tahu. Mereka tiba-tiba pingsan di kamarku," ucap sang pelayan."Sudahlah biar Dokter memeriksa dia dulu," balas Tuan Toni.Tuan Toni mengikuti putri dan istrinya ke rumah sakit. Setelah masuk igd dan di periksa tuan Toni men
Nita tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi di keluarga itu. Yang jelas segala kesalahan di limpahkan padanya. "Aku tak terlalu paham nona. Tapi aku dituduh meracuni nyonya dan nona. Padahal aku sama sekali tak melakukan itu," jawab Nita."Sonia dia adalah selingkuhan paman. Dia ketahuan bermain gila bersama paman saat Terry sampai rumah. Kamu sudah paham sampai sini kan?" tanya Sandi.Sonia mengangguk dia sudah paham apa yang dimaksud oleh kakaknya. Mereka berdua sangat kejam memfitnah orang sampai tega menyakiti diri sendiri."Aku berharap mereka meninggal. Tapi kenapa masih selamat. Aku paham kenapa Nita di usir dari kediaman paman. Ternyata itu ulah kejahatan bibi dan Terry," jawab Sonia."Karena sudah paham dan mengerti. Sebaiknya kita biarkan Nita istirahat dulu. Dia akan sangat berguna bagi kita kemudian hari," ucap Sandi.Sandi mengajak dua orang yang dicintainya itu untuk pergi meninggalkan Nita untuk istirahat. Mereka juga harus istirahat karena mungkin besok akan ada kek