Share

175. Halusinasi

“Wah, mau ngasih apa emang?”

Selina penasaran.

“Ini Bu …” ucap Ruri mendekat lalu menyodorkan sebuket mawar putih untuk Selina.

“Ya Allah, makasih banget Ruri,”

Selina menerima pemberian Ruri dengan senang hati. Tentu saja bunga mawar adalah bunga kesukaannya. Dia pun meraih bunga itu dan menghidu aromanya yang begitu wangi.

“Thanks,” ucap Selina lagi sembari menepuk bahu Ruri dan tersenyum manis sekali. Rasanya jantung Ruri ingin meledak melihat sikap manis gurunya itu. Ruri tersenyum mesem pada akhirnya.

Andai usia mereka tak terpaut jauh. Batin Ruri.

Oh ho,

Winda berpura-pura batuk melihat tingkah Ruri yang salah tingkah.

“Jangan sampe yah! Istriku guruku, kayak di judul novel onlen,” celetuk Winda seperti biasa bicaranya tak difilter.

“Apaan sih! Win mabok ya?” sahut Hanum tak kalah pedas jika bicara. “Bu Selina jodohnya kalau enggak pengusaha dokter. Benar gak Bu?”

Hanum menaik turunkan alisnya.

“Gini aja deh, kalian duluan nikah! Bu Winda dan Bu Hanum dulu yang nikah. Kalau aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status