Share

197. Move on

Di pesantren, Ustaz Bashor sengaja mengadakan pengajian yasinan setelah magrib untuk Anisa. Ummi Sarah, Selina, Hawa dan Fadel serta merta ikut mengaji alquran, mendoakan Anisa.

Seusai mengaji Selina kembali ke kamarnya dan melihat ponselnya berkelap-kelip di atas meja. Dia pun segera mengangkat teleponnya. Panggilan dari Shiza.

[Assalamualaikum,] seru Shiza di luar sambungan.

[Waalaikum salam warohmatullah,]

[Kamu sudah sampai rumah jam berapa? Maaf aku tadi gak bisa ngobrol banyak,]

[Tidak apa-apa, Za. Lagian lagi berkabung, kondisinya gak tepat kalau kita ngobrol,]

[Um, bagaimana Aa Adam? Aku bayangkan dia pasti sangat kehilangan Anisa. Jangan salah paham ya bukan berarti Anisa telah pergi lantas aku merasa senang mendengarnya.]

[Aku gak kepikiran ke arah sana Za. Yang pasti kita semua terpukul dengan kepergian Teh Anisa yang begitu mendadak. Kasihan, sakitnya memang ternyata sudah kronis. Aa Adam mungkin yang paling terpukul selain keluarganya. Dia masih belum pulang,]

[Apa? Kema
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status