Share

70. Bukan Cinderella

“Kenapa kalian kaget?” cetus Mahendra sedikit salah tingkah. “Secara aku ‘kan masih kinyis-kinyis cocok dipanggil Om kali …”

Fadel dan Hawa saling lirik begitu pula para temannya dan akhirnya tertawa bersama.

“Iya, Andra emang paling bungsu sih …” timpal Reno. Di antara teman yang bergabung memang Mahendra yang paling muda. Bahkan dia ikut kelas akselerasi saat sekolah sehingga dia lebih awal menyelesaikan pendidikannya di antara yang lain.

“Oke, Om Andra ayo makan!” ucap Fadel yang membuat tawa semakin kencang.

***

Selina menyeka air matanya dengan sehelai sapu tangan hasil sulaman sang ibu. Lalu dia membasuh wajahnya dan mengelapnya lagi, mengoleskan sedikit compact powder dan lip balm agar tak terlihat sehabis menangis. Apalagi harus berhadapan dengan para guru lajang yang level kepo-nya di atas rata-rata. Dia tak mau jika harus dicecar pertanyaan ‘mengapa matamu sembab?’.

Dia keluar dari kamar mandi dan kembali menuruni anak tangga menuju lantai bawah dengan sedikit tersaruk-saruk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status