Share

77. Hasil istikharah

Selina hanya menggeleng pelan. “Aku gak tahu,”

Dia merebahkan kembali tubuhnya dan menatap nanar lampu gentur yang menjuntai di langit-langit.

“Okay, berarti semua baru dugaan,”

Hawa berkomentar.

“Aku harus bicara dengannya …” cetus Selina bangun lagi dan duduk. Dia mengacak rambutnya frustasi.

Hawa hanya mendecak sebal melihat kelakuan adiknya. Baru pertama kali merasakan jatuh hati lalu patah di saat yang sama rasanya nano-nano. Dia tidak seperti seorang guru yang mengajari anak didiknya. Barangkali dia lebih mirip seorang anak kecil yang kehilangan mainan barunya, yang limited edition dan eksklusif direbut oleh temannya.

Hawa tak ingin menyalahkannya karena dia pun pernah merasa di posisi yang sama. Jatuh hati. Beruntungnya dia tidak mengalami patah hati karena bisa menikah dengan orang yang dia sukai yakni sang suami.

“Siapa?” cicit Hawa. Dia menaikkan alisnya sebelah.

“Dengannya …” sahut Selina.

“No, Selina! Setelah Teteh pikir, kamu tak usah bicara dengan siapapun! Baik si Zahra
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status