Share

85. Salah paham

Sepulang dinner Shiza merasa gelisah. Dia bangun tidur langsung teringat dengan Selina. Dia menatap foto Selina bersama dirinya yang dipajang di kamarnya. Foto itu diambil saat mereka main ke Gramedia berburu buku untuk tugas mata kuliah.

Shiza merasa bersalah karena telah bersikap kekanak-kanakan dengan memblokir nomor sahabatnya. Bahkan dia telah berani menulikan pendengarannya tak ingin mendengarkan cerita sahabatnya.

Amarah seringkali menyeret seseorang pada keputusan yang keliru.

Dia meraih ponselnya yang diletakan di atas nakas. Lalu dia membuka blokir nomor Selina dan berusaha menghubunginya. Cemas, apa yang dirasakan Shiza saat ini karena nomor ponsel Selina tidak aktif. Dia sudah mencoba menghubunginya saat pagi hari hingga sepuluh kali lalu berlanjut siang harinya hingga lebih dari lima puluh kali. Namun tetap tak aktif. Kini giliran Selina yang memblokir nomornya, pikirnya.

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya.

“Mbak, makan siang dulu!” ucap ART.

“Belum lapar,” sahut
Piemar

Assalamualaikum, dear pembaca, syukron yang udah meluangkan waktu baca kisah tentang Selina, makasih banget supportnya, semoga Allah membalas kebaikan semua. Amin. Happy weekend n jangan lupa sarapan dan bahagia

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status