Share

92. Apakah karena nasab?

Selina menjinjing sepatu pantofelnya dan berjalan mengendap-endap seperti seorang maling yang takut ketahuan. Ya, ia sangat takut berhadapan dengan umminya. Sadar diri, ia telah melakukan kesalahan dengan mendatangi Shiza. Umminya akan segera mencecarnya dengan berbagai pertanyaan interogasi ala detektif swasta.

Selina berjalan lewat pintu belakang. Ia merasa lega karena rumah kosong sepertinya abah dan umminya tak ada di rumah.

Selina menarik knop pintu kamarnya dan merangsek masuk. Usai rapat yang amat melelahkan membuatnya ingin segera meloncat ke atas kasur. Punggungnya terasa sakit akibat duduk lama saat rapat berlangsung di sekolah.

Ia menaruh sepatunya ke dalam walk in closet di mana di dalamnya terdapat bufet kaca khusus tempat menaruh pakaian dan sepatu. Sebelumnya tak ada walk in closet di kamarnya hanya saja karena merasa pakaian dan barang-barangnya terlalu banyak, ia meminta dibuatkan walk in closet yang menampung semua koleksi barang pribadinya.

“Jatoh eh jatoh,”

Sel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status