Share

97. Perseteruan dua pemuda tampan

Selina kesal lantas meninggalkan ke dua lelaki itu yang kelihatan bersitegang. Ia tak jadi memesan bunga mawarnya. Beberapa pengunjung toko sampai heran melihat mereka bertiga. Sepertinya telah terjadi cinta segitiga, pikir mereka sembari bisik-bisik tetangga.

Tanpa memperdulikan apapun, Selina menghentakan kakinya lalu berjalan menuju sepeda dan melaju mengayuh sepedanya dengan terburu-buru.

“Selin!” seru ke duanya kompak; Aqsa dan Mahendra. Mereka saling lirik. Mereka ibarat dua pangeran yang ditinggal oleh seorang putri.

“Kamu? Dokter itu,” gumam Aqsa dengan kesal. Rasa cemburu begitu saja menjalar dalam dirinya tanpa diminta.

Mau apa dokter itu mendatangi Selina?

Apakah Selina menolaknya lantas menerima dirinya?

Ada banyak pertanyaan negatif yang mencuat di kepalanya.

“Oh kamu, Aqsa, rupanya,” desis Mahendra yang juga berusaha menerka-nerka lelaki yang ada di sampingnya.

Tampan.

Kaya.

Anak Mama.

Batin Mahendra menilai penampilan Aqsa dari ujung kepala hingga ujung rambut. Sedikit
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status