Share

86. Tak bisa melawan takdir

Di tempat yang berbeda Adam mengabaikan ponselnya yang sedari tadi berbunyi. Sejak siang tadi Aqsa meneleponnya. Aqsa pun kembali meneleponnya saat sore hari tepat pengajian syukuran Adam selesai. Seperti halnya tadi dia tak berniat mengangkatnya melainkan langsung mematikan panggilannya dengan kesal. Tak peduli Aqsa akan marah atau tidak.

“Kok gak diangkat Aa?” tanya Winda yang berada di sampingnya. Dia tentu penasaran melihatnya mematikan telepon dari seseorang. Apakah Adam tak ingin terusik oleh temannya itu karena sedang berjalan bersamanya. Winda menahan senyum. Pikirannya terlalu jauh, sangat jauh hingga ke kutub utara. Namun dia menikmati pikirannya itu. Berfantasi dengan pria yang berhasil membuatnya berdebar-debar.

Adam mengantar Winda ke tempat prasmanan jamaah perempuan. Adam berusaha bersikap santai melihat Winda yang terlihat caper padanya. Dia hanya merasa iba saja, kenapa Winda sampai bisa salah masuk antrian. Apakah dia mengalami gangguan penglihatan? Seperti katarak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status