Share

Bab 48: Tidak Sudi Disentuh Olehnya

Aku makin mempercepat langkah, menembus jalanan yang gelap juga sepi ini. Hanya ada tiang lampu jalanan di depan sana dengan cahayanya yang remang.

Angin berembus menampar wajah, dan lagi-lagi bau anyir darah itu datang menusuk indra penciuman. Aku membekap mulut dan hidung, guna menghalau bau busuk itu agar tidak terhirup.

"Hihihihihihi ...!"

Langkahku terhenti dengan lutut gemetaran ketika mendengar lengkingan itu di sekeliling. Pandangan ini mendelik ke sana kemari, menyapu pohon-pohon rindang yang ada di pinggir jalan.

"Jangan ganggu aku. Kumohon! Kau tau benar, Alina, bukan aku pelakunya!" Tanpa sadar aku berteriak pada kegelapan. Lelah dihajar habis-habisan oleh keadaan.

Suaraku hanya disahuti bisikan lirih oleh para angin yang berlalu lalang. Sosok dengan suara melengking itu belum juga menampilkan wujudnya. Aku sangat yakin, dia pasti sedang mengintaiku sekarang. Menanti waktu yang tepat untuk menyerang.

Kembali aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status