Aisyah bergegas menuju ke kosan Andaru setelah mendapat telfon dari ayahnya. Sesampainya di sana Aisyah dan Shania di buat bingung dan kaget. Keduanya kompak mengerutkan keningnya melihat banyak sekali warga yang berkumpul di sekitar rumah kos pria itu. "Ada apa ya kok ramai banget?" ujar Shania begitu turun dari taksi online. "Entahlah," jawab Aisyah sembari berjalan. "Kenapa aku merasa beberapa orang sedang memperhatikan kita?" bisik Shania yang tak mendapat respon dari wanita yang digandengnya itu. Aisyah langsung mengedarkan pandangannya pada orang-orang yang berkerumun di depan teras kamar kos Andaru untuk mencari pria yang sejak tadi membuatnya tidak tenang. Jantungnya berdetak sangat cepat, ada rasa takut bercampur khawatir begitu teringat ucapan ayahnya tadi. 'Datanglah dan lihat sendiri kelakuan calon suamimu.' Kalimat itu terus terngiang di telinga Aisyah.Langkah kakinya terhenti. Jantungnya serasa berhenti berdetak ketika matanya menangkap pemandangan yang memaksanya b
Sepanjang perjalanan semua orang hanya diam membisu. Tak ada satupun dari lima orang itu yang mengeluarkan suaranya meski hanya sepatah kata. Kelima orang itu sedang sibuk dengan pemikirannya masing-masing. Terutama Aisyah. Pikiran dan hati Aisyah masih tertinggal di rumah kos Andaru. Ia masih belum bisa mempercayai apa yang dilihatnya. 'Andaru tidak bisa mengkhianati aku seperti ini,' bisik Aisyah dalam hati. Sekitar 30 menit akhirnya mereka sampai di rumah kontrakan Aisyah. Begitu sampai Jafar segera membawa putrinya masuk kedalam rumah. Sedangkan Salma mempersilahkan Arka dan Shania duduk di teras rumah. Setelahnya ia segera menyusul. suami dan anaknya masuk ke dalam rumah. Di ruang tengah terjadi perdebatan antara Jafar dan Aisyah. Tanpa basa-basi Jafar langsung meminta Aisyah untuk ikut kembali ke Jakarta. "Kemasi barang-barang kamu! Hari ini juga kamu ikut kemabli ke Jakarta," perintah Jafar yang langsung di tolak Aisyah sehingga memicu perdebatan antara ayah dan anak itu.
Sudah dua minggu setelah Aisyah kembali ke Jakarta. Wanita cantik itu hanya berdiam diri di rumah saja menunggumu surat penempatannya. Selama itu juga tak ada kabar dari Andaru. Baik lewat pesan singkat ataupun telfon. Pria bernama lengkap Andaru Pradipta Reksa itu seperti di telan bumi. Tak ada satu orang pun yang tahu keberadaannya saat ini. Shania dan Angga yang berada satu kota pun tidak tahu kemana laki-laki yang hampir menikahi Aisyah itu pergi. Sejak kejadian penggerebekan itu, Andaru tak lagi bisa di temui. Sudah berulang kali Shania dan Angga datang ke tempat bekas kos Andaru namun hasilnya nihil, tak ada satupun orang di sana yang mengetahui kemana perginya pria tampan itu.Bahkan Anton yang berstatus sebagai sahabatnya juga kebingungan mencari keberadaan sahabatnya itu. Beberapa hari yang lalu Anton sempat mendatangi rumah Aisyah untuk bertanya dimana sahabatnya itu sekarang? Mengapa pria itu tidak dapat dihubungi? Anton pun mengaku kaget mendengar tentang kejadian Andar
Dua bulan setelahnya. Kini Aisyah sudah kembali mengajar di sekolah yang berbeda dengan sekolah tempatnya dulu mengajar. Sekolahnya sedikit lebih jauh sehingga membuat wanita itu harus berangkat lebih pagi supaya tidak terlambat.Hal itu tidak membuatnya kecewa dan menyurutkan niat Aisyah untuk terus mengabdikan diri untuk mendidik anak-anak bangsa. Baginya di manapun dia di tempatkan tidak menjadi masalah untuknya asalkan dirinya masih di beri kesempatan untuk mengamalkan ilmunya. Perlahan Aisyah mulai untuk mengikhlaskan semua yang sudah menjadi takdirnya. Ia sudah tidak lagi menyalahkan siapapun atas apa yang terjadi. Berusaha berbesar hati untuk memaafkan Andaru yang sudah membuatnya kecewa. Aisyah juga sudah memaafkan perbuatan Arka. Begitupun Jafar dan Salma juga sudah mengikhlaskan apa yang sudah terjadi dua tahun lalu. Baik Jafar dan Mahendra sepakat untuk membuka lembaran baru dan menutup masa lalu, menjadikannya sebagai pelajaran. Kini ia kembali fokus pada karirnya seba
Andaru Pradipta Reksa, adalah pewaris tunggal perusahan Pradipta group. Perusahaan pertambangan batu bara dan emas terbesar di Asia. Namun karena tidak mau di atur hidupnya Andaru memilih keluar dan dan menjalani hidupnya sesuai keinginannya. Dalam. keluarga Andaru semua keputusan hanya akan diambil oleh kakeknya. Andaru yang tidak mau hidupnya di jadikan boneka seperti almarhum kakaknya memberontak dan memilih hidup tanpa uang dari keluarga Pradipta. Beberapa hari setelah kejadian penggerebekan itu Andaru di jemput paksa oleh kakeknya karena papanya meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil dan Andaru sebagai pewaris tunggal harus menggantikan posisi papanya sebagai CEO Pradipta group. "Seharusnya kamu menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi? Jika dia benar-benar mencintaimu pastinya akan mempercayai penjelasanmu," ujar Zachary teman lama Andaru yang baru kembali dari S2 nya di Belanda. "Ya.." jawab Andaru menoleh pada sahabatnya itu. "Hal pertama yang ingin aku lakukan saat itu ada
"Aku ingin bermain-main sebentar,," sahut Meys sambil tersenyum penuh arti. Andaru segera berjalan menuju pintu namun langkahnya terhenti ketika tiba-tiba wanita yang bersama Meysa berdiri menghadangnya. "Minggir!" sentak Andaru dengan wajah kesal. "Kamu tambah tampan jika marah-marah begitu," goda wanita itu tersenyum genit. "Ayolah kita main-main sebentar! Aku benar-benar kangen dimasuki kamu." Meysa meraba punggung Andaru hingga membuat pria itu kaget dan spontan menepis kasar tangan mantan kekasihnya itu."Jaga sikapmu Sya!" Tatapan tajam Andaru lurus pada Meysa. "Sebaiknya kalian keluar sekarang juga!!!" Suara Andaru mulai meninggi. "Aku akan pergi setelah mendapatkan yang aku inginkan," ujar Meysa lalu mengeluarkan botol kecil dari dalam tasnya. "Lihat apa yang bisa aku lakukan," sambungnya lantas menyemprot cairan ke muka Andaru. Tak sempat menghindar, Andaru segera mengusap wajahnya yang basah karena ulah Meysa."Apa yang,,,," ucap Andaru merasa pusing, tubuhnya terhuyun
"Ada apa kamu datang kemari? Apa kamu ingin kembali rujuk denganku?" tanya Aisyah pada pria yang baru saja turun dari mobil dan berdiri di depannya. "Hah,,," Arka terperanjat mendengar pertanyaan Aisyah yang tiba-tiba. " Apa kamu bersedia?" tanyanya balik dengan hati yang berdebar. Aisyah menatap lurus pada mata Arka. "Jika aku bersedia apa kamu berani melawan agama dan orang tuamu untuk kembali bersama denganku?" tantangnya lantang. "Aisyah!!" tegur Salma mendekat sambil membawa sekantong belanjaan di tangannya. "Jangan bicara sembarangan kamu! Ayo masuk kita bicara di dalam." Salma menatap Arka sebentar lalu menarik putrinya masuk ke dalam rumah. Di belakang mereka Arka pun berjalan mengikuti. "Kamu itu ngomong apa sih? Ayahmu pasti akan marah besar kalau tahu kamu berbicara seperti itu sama Arka," omel Salma begitu mereka sampai di ruang tamu. "Kenapa Ayah harus marah sama aku Bu? Seharusnya Ayah marah sama dia," Aisyah mengarahkan jari telunjuknya pada Arka yang baru saja mem
Tak terasa waktu sudah berlalu dengan begitu cepat. Satu tahun sudah setelah perpisahan Aisyah dengan Andaru dan wanita cantik itu masih betah menyendiri. Hatinya masih terkunci untuk cinta yang baru. Sudah habis jari Jafar menghitung berapa kali dirinya menolak pinangan laki-laki yang hendak memperistri Aisyah. Putri sulungnya itu selalu beralasan belum siap untuk kembali membina rumah tangga. Masih trauma katanya. Jafar sudah hampir habis kesabaran menghadapi sikap putrinya yang keras kepala. Aisyah putrinya yang baik tapi akan sulit untuk diatur jika sudah menyinggung prinsip dan pemikirannya. "Laki-laki seperti apa yang ingin kamu nikahi?" ujar Jafar dengan kesabaran yang sudah hampir habis. Pria paruh baya itu langsung menceramahi putrinya begitu keluarga laki-laki yang hendak melamarnya pergi. Meski Aisyah sudah memasang wajah memelas namun tetap saja Jafar terus mengomel karena kesal dengan sikap putrinya. "Ini sudah ke berapa kalinya kamu menolak? Gak baik Ai, nanti ja