Share

Lingkar ketidak beruntungan

Rhea tenggelam dalam rumitnya pikirannya. Air matanya menetes, “Mengapa disaat aku mulai percaya? Mengapa disaat aku merasa nyaman? Disaat aku merasa mungkin untuk dicintai… Aku mengetahui hal yang seharusnya tak ku dengar."

"Haruskah aku berpura tak tahu?"

"Ah! sejak kapan aku menjadi takut kehilangan. Benjamin kau memang bajingan!!" umpat Rhea dalam benak.

Rhea mengigit bibirnya, dia gelisah.

Selesai berbincang dengan Anna, Benjamin menyadari Rhea telah terbangun.

Dahi Benjamin mengkerut kala menyadari air mata Rhea yang menetes. Buru-buru dia duduk diatas kasur sebelah Rhea.

Benjamin menatap Rhea lekat. “Bagian tubuh mana yang sakit?” tanya Benjamin.

Ya, Benjamin mengira tubuh Rhea mungkin saja nyeri karena malam panas tadi malam dan berlanjut hingga pagi harinya. “Harusnya aku tak berlebihan, aku harus mementingkan kondisi Rhea kedepannya."

"Mau, bagaimana dia sangat menggoda.” benak Benjamin, wajahnya merona memikirkan adegan panas yang menggelora.

Rhea tak bergeming, di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status