Share

Bab 62. Olahraga Pagi (khusus 21+)

Keesokan paginya Sisil sudah siap-siap untuk pergi ke kantor, ia menutupi stempel kepemilikan sang suami di lehernya dengan cream foundation.

"Sayang, kamu mau kerja?" tanya Aldin yang baru keluar dari kamar mandi. Melihat sang istri sudah rapi dengan pakaian kerjanya.

"Iya," jawab Sisil sambil mengolesi tanda merah keunguan di sekitar lehernya. "Ada yang masih kelihatan nggak?" Sisil menghadap sang suami sembari memperlihatkan lehernya.

"Udah ketutup semua," jawab Aldin sembari menahan senyumnya. Lalu, laki-laki yang hanya menggunakan handuk yang dililitkan di pinggangnya itu memeluk sang istri dan menciumi wajah istrinya dengan gemas.

"Al, lepasin! Bajuku nanti kusut." Sisil meronta dalam pelukan suaminya.

"Kamu nggak usah kerja dulu, aku udah bilang sama Gilang." Bukannya melepas pelukannya, tapi Aldin malah makin mempereratnya. "Panggil aku dengan panggilan sayang, jangan Al, Al, Al," bisik Aldin yang membuat Sisil meremang

Nyi Ratu

Kakak-kakak semua saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Maaf banget karena kelalaian saya sudah merugikan kakak-kakak semua. Saya janji, setelah selesai memperingati hari ke tujuh meninggalnya saudara saya. Saya akan rajin update seperti biasanya. Terima kasih yang sudah setia membaca cerita saya. Sekali lagi saya mohon maaf.

| 2
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status