“I need coffee. Entah kenapa hidungku gatal dari tadi.”
Rinai mengamati Ksatria yang tak berhenti mengusap hidungnya usai mereka keluar dari lab. Hari ini ada satu sesi sniffing di lab untuk produk baru yang rencananya akan di-launching tahun depan.
Produk itu merupakan extrait de parfum yang konsentrasinya tentu saja lebih tinggi dari eau de parfum alias EDP, jadi tak heran kalau Ksatria tidak bertahan lama-lama di sana. Apalagi ada aroma ylang-ylang yang tidak terlalu disukainya.
“Mau ke bawah?” tawar Rinai merujuk pada coffee shop langganan mereka.
Aroma kopi mampu menetralkan indra penciuman mereka.
“What’s your plan today?”“Aku mau ke mall, cari kado.”“Buat siapa?”“Al.”Ksatria yang awalnya hanya bertanya sambil lalu karena baru kembali dari gudang di mana stok produk Heavenly & Co berada, langsung menghentikan langkahnya dan menatap Rinai dengan ekspresi merajuk.“Kok kamu kasih kado buat dia?” tanyanya dengan tak terima.“Karena aku baru inget sebentar lagi dia ulang tahun.” Merasa tak ada yang salah, Rinai yang langkahnya ikut berhenti pun menjawab dengan ringan.
“Kamu malam ini mau kencan sama Ksatria?”“Nggak kok, Pa.”Bantahan yang datangnya secepat kilat itu malah memancing kekehan Sandy. “Tapi kamu hari ini pakai baju yang nggak biasa kamu pakai ke kantor. Papa lihat juga kamu pakai heels yang ada pitanya, padahal kamu biasanya pakai yang polos terus.”“Papaaa, berhenti godain aku dong,” rengek Rinai pada sang ayah.Sandy kembali tertawa, menggoda anaknya setelah tahu kalau Rinai dan Ksatria sudah bersama sebagai pasangan, akhir-akhir ini menjadi hobi barunya.Sore ini ayah dan anak itu bertemu di coffee shop lantai tiga. Rinai membeli kopi untuk dirinya dan Ksatria yang masih sibuk menerima telepon dari salah satu pro
“Nai, jalan yuk. Aku bosen.”“Mau ke mana emangnya?”“Sabtu begini KUA buka nggak? Ke sana aja yuk.”Rinai tidak repot-repot melirik ke sebelahnya. Tangan Rinai bergerak cepat mengambil seraup popcorn dan menyuapkannya ke mulut Ksatria, berharap popcorn tersebut bisa mencegah omongan aneh lainnya keluar dari mulut Ksatria lagi.“Wamu weha hanet, Hang.”“Telen dulu yang bener baru ngomong,” sahut Rinai kepada Ksatria yang bergumam tak jelas.Ksatria buru-buru menghabiskan popcorn keasinan buatannya tadi dengan cepat. Sebelum mereka memutuskan menonton ulang Avengers (pilihan Rinai, tentu saja) di siang hari i
“Kamu kemarin ke Kaia kenapa nggak bilang Mama?”Niat awal Ksatria pada awalnya adalah mengambil apa pun yang bisa ia makan sebagai brunch, lalu kembali ke kamar untuk bermalas-malasan.Siapa sangka sebelum kakinya menignjak anak tangga terakhir, Ksatria lebih dulu bertemu dengan Leona yang langsung mengajaknya bicara.“Emang kenapa aku harus bilang?” Ksatria memutuskan untuk bertanya balik. “Kan nggak cuma sekali itu aja aku ke Kaia.”Leona menghela napasnya. Kemarin ia ada acara di Senopati dan malamnya mendapatkan laporan dari manager on duty-nya yang mengatakan kalau Ksatria mampir dengan Rinai.
“Si Shahia nih ganggu orang yang mau pacaran aja!”Senin sore setelah jam kerja berakhir, rencananya Ksatria ingin mengajak Rinai mencari es dawet karena pekerjaannya hari ini sudah membuat kepalanya berasap. Tetapi, Shahia baru mengabari kalau mobilnya mogok dan harus dibawa ke bengkel.Sehingga di sinilah mereka sekarang, di jalan menuju kantor Shahia. Adik Ksatria itu merengek pada Ksatria untuk dijemput, karena hari ini harus membawa banyak berkas ke rumah.Ksatria pun kembali menggerutu, “Dia kan bisa naik GrabCar atau minta dijemput dari rumah.”Di sisinya, Rinai tertawa kecil mendengar gerutuan Ksatria. Meski Ksatria menggerutu, tapi tetap saja lela
“Salam buat Nenek Lampir ya,” pesan Ksatria saat menghentikan mobilnya di depan butik Shua. “Nanti aku kabarin kalau udah on the way ke sini lagi ya.”Rinai mengangguk seraya tak bisa menahan tawanya. “Diamuk Shua kamu lho nanti.”“Kan aku bisa ngumpet di belakang kamu.”Rinai menggeleng tak percaya mendengar jawaban Ksatria. Daripada Ksatria semakin melantur, Rinai menepuk pelan pipi Ksatria dan keluar dari mobil yang dikemudikan lelaki itu.Suasana butik saat itu agak ramai, sepertinya banyak pelanggan yang memilih jam makan siang untuk berkunjung ke butik tersebut.Memang semua pelang
Ksatria sadar ada yang berubah dari sikap Rinai setelah pertemuannya dengan Shua. Tapi lelaki itu memilih untuk tidak mengusik Rinai sampai jam kerja mereka berakhir.Beruntung Rinai terbiasa bekerja dengan profesional, tidak peduli suasana hatinya seperti apa. Jadilah pekerjaan mereka hari itu tetap berjalan lancar tanpa terganggu sama sekali.Salah satu hal yang pasti mengusik benak Rinai saat ini pastilah mengenai Grace. Fakta tentang kedatangan Grace dan hubungannya dengan pemilik resto di mana Rinai keracunan juga baru diketahui Ksatria siang tadi.Rupanya ajakan Badai ke Red House bukan sekadar membahas bisnis, tapi juga informasi baru yang didapati oleh orang-orangnya.Mem
Ramalan zodiak minggu ini untuk Leo: Pertimbangkan untuk membuat jarak dengan beberapa orang saat ini, terkadang orang yang kamu anggap baik bisa saja memiliki niat buruk padamu.“Udah lama kayaknya dari terakhir aku ngelihat kamu baca ramalan zodiak.”Rinai mendelik sebal pada Ksatria dan menempelkan layar ponselnya ke dada, supaya Ksatria tidak bisa melihat ramalan zodiaknya."Kebiasaan deh suka ngintip.”“Aku cuma ngintipin kamu kalau lagi baca ramalan zodiak doang lho.” Ksatria menjawab dengan santai. “Abisnya aku suka penasaran aja apa yang bikin kamu excited setiap kamu