Share

BAB 90 - Sebuah Panggilan dari yang Tersayang

“Sudah siap buat acara utamanya?”

Rinai tidak menjawab, saat ini ia memilih untuk mempertahankan mode bisu daripada tersulut emosi saat menyahuti Atlas.

Rinai tak tahu sekarang jam berapa. Ponselnya entah di mana dan jendela di kamar itu tertutup rapat. Tirainya yang besar dan tebal membuat tidak ada celah sedikit pun untuk cahaya masuk dari luar.

Atlas sendiri masih berpakaian rapi seperti beberapa waktu lalu ketika menemui Rinai. Lelaki itu datang dengan santai sambil membawa tripod dan menaruhnya dengan jarak sekitar satu meter dari kursi yang diduduki Rinai.

“Jawab kalau diajak ngomong!”

Bentakan itu membuat Rinai t

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status