Share

TCM 22

Hari itu Zidan memaksa ingin mengantar Ana bekerja, meski istrinya sudah mengatakan tidak perlu, tapi Zidan terus berkata jika ingin.

“Nanti apa mau aku jemput?” tanya Zidan mencoba memberikan perhatian kepada istrinya.

“Nggak usah, Mas! Aku nggak tahu apakah nanti bisa pulang tepat waktu. Pekerjaanku kayaknya masih banyak,” tolak Ana halus dengan tetap mengulas senyum ke arah suaminya itu.

Zidan menghela napas pelan, ia mencoba memahami dan tidak ingin memaksa. Ana pun meminta izin turun dari mobil kemudian berjalan menuju pintu lobi perusahaan tempatnya bekerja. Sedangkan Zidan langsung melajukan mobilnya meninggalkan area perusahaan itu.

Ana melakukan pekerjaannya seperti biasa, hanya saja dirinya berharap agar tidak berjumpa dengan Arga. Ana masih merasa bersalah kepada pemuda itu karena telah meminta putus dengannya begitu saja waktu itu. Meski ruang hatinya masih terisi dengan nama pemuda itu, akan tetapi keti

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status