Share

37. Izin untuk Pulang

Tadi siang, Arnold tak menunggu Kezia sampai memberikan jawaban. Pria itu pergi begitu saja dan menghilang, sehingga meninggalkan kelegaan di hati gadis yang diberi pertanyaan. 

Namun, sore ini drama degup jantung kembali dimulai. Kala itu senja sedang sangat merekah di ujung barat. Mobil Arnold berhenti di pekarangan, diintip oleh Kezia dari jendela kamar Narendra di lantai dua. Gadis itu begitu gugup sampai akhirnya memutuskan untuk mengunci pintu kamar. Lubang di antara kedua kakinya masih sangat perih, sehingga membuatnya berpikir ulang sebanyak dua kali setiap ingin kencing ke kamar mandi. Dan sekarang, Arnold malah membuat ide gila dengan hendak menyakiti dadanya juga. Kezia jadi bertanya-tanya, apakah jadi perempuan memang ditakdirkan semenderita ini? 

Benar dugaan Kezia, pria itu datang dan mengetuk pintu kamar. Arnold mencoba membuka sendiri pintunya dari luar, tapi tentu saja hasilnya nihil karena Kezia telah menguncinya. Sekarang gadis itu ketir-keti
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status