Share

Bab 21. Tidak Berperasaan

Aara tampak membuka matanya, dia baru saja terbangun dari pingsannya. Perlahan dia menggerakkan tangannya seraya melihat ke sana ke mari setelah benar-benar membuka matanya.

“Ahh sakit,” ringisnya saat dia berusaha untuk duduk di atas tempat tidur.

Keadaan kamarnya begitu gelap, arah pandangnya itu melihat jendela kaca yang masih terbuka gordennya dan menunjukkan bulan yang begitu bersinar dengan terangnya.

Aara menunduk, melihat pada dirinya sendiri, rasa hancur pada dirinya tidak bisa dia sembunyikan kala melogat tubuh polosnya yang penuh dengan bekas merah, akibat ulah Zayden.

Dia bahkan tidak memedulikan dirinya yang pingsan akibat aksi brutalnya itu dalam menyiksanya.

“Sudah berapa lama aku tidak sadar,” gumamnya kemudian.

Dengan sedikit tenaga yang masih tersisa di tubuhnya, Aara mencoba untuk berjalan ke arah lemari pakaian, dia mengambil pakaiannya dan memakainya dengan terus merintih kesakitan.

Tok tok.

Aara mendengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya.

Dia me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status