Share

Bab 98. Perasaan yang Masih Tersembunyi

Aara bersama ibunya tampak tengah duduk taman mansion milik Zayden.

Mereka mengobrol seraya melihat bunga-bunga yang bermekaran di sana.

“Sayang, ibu tidak tahu jika nak Zayden sekaya ini,” ucapnya.

Aara tidak menjawab, dia terlihat hanya tersenyum simpul.

“Kau pasti bahagia kan, sayang? Nak Zayden bukan hanya mencukupi materimu. Tapi dia juga sangat menyayangimu, sekarang. Tidak ada alasan lagi untuk ibu khawatir padamu. Kau benar-benar sangat beruntung Nak.”

“Iya Bu, Aara benar-benar bahagia,” jawabnya.

“Oh iya, hadiah apa yang bak Zayden berikan padamu. Itu pasti sangat mahal, kan?”

Aara terlihat gelagapan, karena sebenarnya Zayden tidak memberikan apa pun padanya.

“Itu ... dia memang sudah memberikannya Bu,” jawabnya kemudian.

“Apa itu?”

“Hmm, se-sebuah tas. Tas yang sangat mahal.”

“Benarkah?”

Aara mengangguk dengan ekspresi wajah yang tampak canggung. Dan Asti menyadari itu.

‘Apa sekarang kau sedang berbohong, Nak? Kalung itu adalah hadiah dari nak Zayden, dan kau bi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status