Share

156. Telepon dari Jakarta

Dengan nafas yang masih tersengal, aku ambil ponselku yang di nakas disamping tempat tidur. Ternyata dari isteriku, aku segera telepon balik,

“Hallo.. Sri, tadi telepon? Maaf, mas lagi nyetir tadi.. “ aku terpaksa berbohong pada isteriku.

“Iya mas.. cuma mau kasih tahu aja, besok aku dan anak-anak mau ke Bandung. Kebetulan Radith lagi ada waktu.”

Satu sisi aku senang keluargaku mau ke Bandung. Namun, di sisi lain aku juga khawatir kalau Clara tiba-tiba muncul ke rumah.

“Ya bagus deh kalau gitu, jadi ramai di rumah. Aku selalu kesepian di sini, Sri.”

Setelah menceritakan kondisi kehamilan Rani, Sri mengakhiri pembicaraan. Adriana begitu cemas saat mendengar isteriku yang telepon. Tapi, setelah Sri mengakhiri pembicaraan dia pun tersenyum menatapku.

“Dari isteri ya om?”

“Iya Dri, isteri dan anak-anak om mau ke Bandung.”

Ekspresi wajah Adriana seketika berubah, tergurat kekecewaan di wajahnya.

“Gak bilang kapan mau ke Bandungnya?”

Aku terpaksa berbohong pada Adriana, aku katakan kal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status