Mulut Noura seketika menganga mendengar permintaan Nader. Setelah bangun dari keterkejutannya, dia pun bertanya dengan suara yang pelan. "Hak ...? Hak seperti apa yang kamu maksud?""Tentu saja hakku sebagai seorang suami dan apa kamu tidak sadar jika belum pernah memberikannya setelah kita menikah?" Nader mengangkat tangan Noura dan mengecup punggung tangan istrinya itu. "Aku bahkan selalu bermimpi setiap malam," godanya.Dari balik kaca spion depan, Jemmy kembali melirik. Meski tidak terlalu jelas, dia masih bisa mendengar samar-samar jika Nader mengatakan kata suami istri. Gerak-gerik keduanya yang terlihat intim juga menguatkan dugaan Jemmy.'Jadi Tuan Nader sudah menikahi Noura?' tebak Jemmy dalam hati. 'Noura dalam bahaya, jangan sampai Heba mengetahui ini.'Noura belum merasakan apapun ketika Nader memperlakukannya dengan mesra. Bahkan tatapan pria itu membuatnya jijik. Itu karena Nader baru saja menghinanya habis-habisan membuat Noura sakit hati. "Apa kamu masih menginginka
Menjelang pagi, Nader lebih dulu terjaga. Meski tidak rutin bangun pagi, tapi pria itu masih lebih sering terbangun di awal pagi. Sedangkan Noura tampak masih tertidur lelap dalam pelukan Nader. Mungkin karena terbiasa pulang pagi dan tiba-tiba tidur di malam hari, Noura seperti lupa waktu. Dia bak koala yang tertidur lelap untuk memulihkan tenaganya. Ketika melihat wajah bantal Noura, Nader bernafas lega. "Syukurlah, ternyata semua ini nyata, aku sedang tidak bermimpi, kita benar-benar menghabiskan waktu satu malam penuh," gumamnya pelan. Ternyata nikmat kebahagiaan bersama dengan wanita yang dicintai tidak ada tandingannya lagi. Bahkan jika dibandingkan dengan harta dan wanita cantik lainnya, semua itu tidak berarti apa-apa. Noura adalah sumber kebahagiaannya. Nader semakin menyadari perasaannya yang sempat keliru pada Noura. Perlahan tangan Nader terangkat untuk mengusap lembut wajah istrinya. "Aku ingin sekali mengakhiri permasalahan di antara kita, bisakah kamu lebih pengert
"Kamu yakin ingin menghubungi Noura, Tuan?" Sembari menatap wajah cantik Angel, Jerico memastikan lagi. Atasannya itu nekat ingin memberitahu tentang Angel yang kini tengah bersama mereka.Ikram mencintai Noura sepenuh hatinya. Maka dia ingin melakukan yang terbaik untuk wanita itu. "Iya. Pastikan nyonya Aida tidak mengetahuinya!""Baiklah ...!" Jerico setuju saja. Dia juga menilai jika keputusan Ikram untuk melupakan obsesinya pada Noura sudah sangat tepat. Saat itu, Aida sedang melakukan terapi rutin bersama dokter yang menangani penyakitnya. Tidak peduli jika Ikram dan Jerico adalah orang baik ataupun memiliki niat jahat, dia seakan tidak peduli. Dengan mudahnya dia menitipkan Angel pada orang yang baru beberapa hari dikenalnya.Panggilan pertama belum terjawab. Ikram mencoba sekali lagi. "Jawab, Noura, aku hanya ingin kamu melihat anakmu bersama denganku!"Berbagai alasan yang baru saja diketahuinya, membuat Ikram bertekad untuk memperbaiki keadaan. Dibanding Mike, dia berpikir j
Pertama, Noura mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Ashley. Dia baru saja ingin membuka kunci layar, Nader sudah lebih dulu menegurnya."Tidak perlu minta izin, aku yang akan bicara pada Ashley." Nader sudah paham, jadi dia tidak setuju jika Noura terlalu formal pada Ashley.Sementara itu, Leon telah mengetahui status Nader di dalam klub itu. Dia hanya bisa menghela nafas melihat kepergian Noura bersama dengan pria berkuasa itu."Beruntung juga kamu, Noura," kata Leon sembari mengamati kepergian Noura dan Nader. "Pantas saja kamu selalu menolak para pria selama ini, ternyata yang menunggumu tidak ada tandingannya."Di dalam sebuah bar, Noura dan Nader duduk berhadap-hadapan. Nader masih mengingat kejadian tadi malam, di mana mereka menghabiskan waktu sepanjang malam. Kenikmatan itu jelas terasa dan hanya bisa dia dapatkan dari Noura.Untuk itu, Nader ingin merubah sedikit sikap bengisnya terhadap Noura. Dia mengulum senyumnya ketika beradu pandang dengan wanita cantik di depannya
"Berapa kali kau meniduriku, Tuan Mada Nader?" Noura bertanya dengan sarkas. Nader terlalu sering menghinanya, membuat Noura tidak merasa terbebani dengan kata-kata itu. Dendam yang pernah terpatri dalam dirinya seketika menyala, dan ini adalah waktu yang tepat. Noura berniat untuk membalaskan semua perlakuan Nader selama ini. Dia tidak ingin terperdaya lagi oleh sikap baik yang hanya bersifat sementara itu. Sedangkan Nader tampak terdiam menghadapi Noura. Dia menatap wanita itu dengan heran, mencoba mencerna inti dari pertanyaan tersebut."Selama ini kau meniduriku secara gratis bukan?" lanjut Noura dan saat itu, Nader mulai paham. "Apa maksudmu, Noura?" Nader tidak ingin Noura memiliki anggapan demikian. Jika Noura menginginkan uang, dia bisa memberikannya secara cuma-cuma, bukan hanya karena mereka telah tidur bersama."Tidak usah panik begitu!" seru Noura ketika melihat Nader mati kutu. "Aku hanya meminta sedikit dari kekayaanmu saja, bayaranku tidak akan membuatmu bangkrut."
Noura sempat bertatap muka dengan ketiga pria itu, namun tidak ada satu pun yang dikenalinya. Serangan ketiga pria itu juga terlalu cepat membuat Noura sulit untuk menghindar. Dalam hitungan detik saja, Noura terperangkap ke dalam sebuah penculikan. Teriakan Noura yang hanya sekilas itu juga tidak terdengar oleh orang lain karena mulutnya langsung dibekap oleh pria lainnya. Beruntung pada saat dimasukkan ke dalam mobil, Ashley sempat melihat kejadian itu. "Hei ... berhenti!!!" Dia mengejar, namun harus kehilangan jejak setelah mobil itu melaju dengan cepat. "Siapa mereka?" Ashley tidak mengenali para pria yang menggunakan masker itu. "Dan siapa wanita yang mereka bawa tadi?" Kejadian seperti itu sudah beberapa kali terjadi. bahkan Ashley sudah tidak bisa menghitungnya lagi. Dia tidak akan terlalu serius memikirkannya jika belum ada yang mengadu dan memintanya untuk diusut. Sebagai manager di klub Sahara, sudah menjadi kebiasaan bagi Ashley mendatangi rumah susun itu. Jika tidak
Mike sedang bersama Chelsea ketika mendapat pesan dari Ikram. Mereka tengah membicarakan Angel yang akan dipindahkan ke rumah Chelsea. Mike mengambil keputusan itu karena ibunya kerap menerima kunjungan Ikram tanpa sepengetahuannya.Pada saat ponselnya bergetar, Mike segera memeriksa pesan masuk.[Bibi Heba berada di rumahmu sekarang, aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan, lebih baik kamu pulang untuk mengecek kondisi mereka sekarang!] Darah Mike seketika mendidih setelah membaca pesan dari Ikram. "Apa lagi yang mereka rencanakan?" Dia menggertakkan gigi dan langsung curiga jika Ikram juga berada di posisi yang sama dengan Heba."Ada apa, Mike?" Chelsea menegur ketika melihat wajah sahabatnya berubah merah.Tanpa memberi jawaban, Mike meraih kunci mobilnya, lalu mengajak Chelsea bersamanya. "Ikut denganku sekarang, aku akan menceritakannya di mobil.""Ada apa sebenarnya ?" Meski Chelsea mengikuti Mike, dia tetap saja bertanya."Sekarang Angel dalam bahaya!"Chelsea juga sangat me
Nader memburu para pria yang telah menculik Noura. Kebetulan mereka masih berada di bawah kendali Kandar dan tidak akan dilepaskan sebelum Noura ditemukan."Di mana Noura?" Nader turun tangan langsung untuk mendapatkan keberadaan Noura. "Kami tidak tahu, Tuan, tolong ampuni kami!" satu pria menjawab. Dia menundukkan kepala setelah memberi jawaban, berharap Nader tidak memberikan hukuman pada mereka. "Mengampuni kalian?" Ketika tidak mendapat kejelasan, Nader melayangkan tendangan keras pada pria yang memberikan jawaban tadi. Alhasil, pria itu terjungkal jauh hingga tubuhnya menyentuh tembok. Dia terbatuk kuat dan mulutnya mengeluarkan darah segar.Dua pria yang tersisa menatap ke arah teman mereka yang sudah terluka parah. Mereka serentak berlutut di hadapan Nader."Ampun, Tuan, kami memang tidak tahu apa-apa. Setelah kami menculik Noura, tuan George menghadang mobil kami dan membawa Noura pergi." Mereka masih menutup mulut karena mengira Nader bukan siapa-siapa jika dibanding den