"Kamu yakin ingin menghubungi Noura, Tuan?" Sembari menatap wajah cantik Angel, Jerico memastikan lagi. Atasannya itu nekat ingin memberitahu tentang Angel yang kini tengah bersama mereka.Ikram mencintai Noura sepenuh hatinya. Maka dia ingin melakukan yang terbaik untuk wanita itu. "Iya. Pastikan nyonya Aida tidak mengetahuinya!""Baiklah ...!" Jerico setuju saja. Dia juga menilai jika keputusan Ikram untuk melupakan obsesinya pada Noura sudah sangat tepat. Saat itu, Aida sedang melakukan terapi rutin bersama dokter yang menangani penyakitnya. Tidak peduli jika Ikram dan Jerico adalah orang baik ataupun memiliki niat jahat, dia seakan tidak peduli. Dengan mudahnya dia menitipkan Angel pada orang yang baru beberapa hari dikenalnya.Panggilan pertama belum terjawab. Ikram mencoba sekali lagi. "Jawab, Noura, aku hanya ingin kamu melihat anakmu bersama denganku!"Berbagai alasan yang baru saja diketahuinya, membuat Ikram bertekad untuk memperbaiki keadaan. Dibanding Mike, dia berpikir j
Pertama, Noura mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Ashley. Dia baru saja ingin membuka kunci layar, Nader sudah lebih dulu menegurnya."Tidak perlu minta izin, aku yang akan bicara pada Ashley." Nader sudah paham, jadi dia tidak setuju jika Noura terlalu formal pada Ashley.Sementara itu, Leon telah mengetahui status Nader di dalam klub itu. Dia hanya bisa menghela nafas melihat kepergian Noura bersama dengan pria berkuasa itu."Beruntung juga kamu, Noura," kata Leon sembari mengamati kepergian Noura dan Nader. "Pantas saja kamu selalu menolak para pria selama ini, ternyata yang menunggumu tidak ada tandingannya."Di dalam sebuah bar, Noura dan Nader duduk berhadap-hadapan. Nader masih mengingat kejadian tadi malam, di mana mereka menghabiskan waktu sepanjang malam. Kenikmatan itu jelas terasa dan hanya bisa dia dapatkan dari Noura.Untuk itu, Nader ingin merubah sedikit sikap bengisnya terhadap Noura. Dia mengulum senyumnya ketika beradu pandang dengan wanita cantik di depannya
"Berapa kali kau meniduriku, Tuan Mada Nader?" Noura bertanya dengan sarkas. Nader terlalu sering menghinanya, membuat Noura tidak merasa terbebani dengan kata-kata itu. Dendam yang pernah terpatri dalam dirinya seketika menyala, dan ini adalah waktu yang tepat. Noura berniat untuk membalaskan semua perlakuan Nader selama ini. Dia tidak ingin terperdaya lagi oleh sikap baik yang hanya bersifat sementara itu. Sedangkan Nader tampak terdiam menghadapi Noura. Dia menatap wanita itu dengan heran, mencoba mencerna inti dari pertanyaan tersebut."Selama ini kau meniduriku secara gratis bukan?" lanjut Noura dan saat itu, Nader mulai paham. "Apa maksudmu, Noura?" Nader tidak ingin Noura memiliki anggapan demikian. Jika Noura menginginkan uang, dia bisa memberikannya secara cuma-cuma, bukan hanya karena mereka telah tidur bersama."Tidak usah panik begitu!" seru Noura ketika melihat Nader mati kutu. "Aku hanya meminta sedikit dari kekayaanmu saja, bayaranku tidak akan membuatmu bangkrut."
Noura sempat bertatap muka dengan ketiga pria itu, namun tidak ada satu pun yang dikenalinya. Serangan ketiga pria itu juga terlalu cepat membuat Noura sulit untuk menghindar. Dalam hitungan detik saja, Noura terperangkap ke dalam sebuah penculikan. Teriakan Noura yang hanya sekilas itu juga tidak terdengar oleh orang lain karena mulutnya langsung dibekap oleh pria lainnya. Beruntung pada saat dimasukkan ke dalam mobil, Ashley sempat melihat kejadian itu. "Hei ... berhenti!!!" Dia mengejar, namun harus kehilangan jejak setelah mobil itu melaju dengan cepat. "Siapa mereka?" Ashley tidak mengenali para pria yang menggunakan masker itu. "Dan siapa wanita yang mereka bawa tadi?" Kejadian seperti itu sudah beberapa kali terjadi. bahkan Ashley sudah tidak bisa menghitungnya lagi. Dia tidak akan terlalu serius memikirkannya jika belum ada yang mengadu dan memintanya untuk diusut. Sebagai manager di klub Sahara, sudah menjadi kebiasaan bagi Ashley mendatangi rumah susun itu. Jika tidak
Mike sedang bersama Chelsea ketika mendapat pesan dari Ikram. Mereka tengah membicarakan Angel yang akan dipindahkan ke rumah Chelsea. Mike mengambil keputusan itu karena ibunya kerap menerima kunjungan Ikram tanpa sepengetahuannya.Pada saat ponselnya bergetar, Mike segera memeriksa pesan masuk.[Bibi Heba berada di rumahmu sekarang, aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan, lebih baik kamu pulang untuk mengecek kondisi mereka sekarang!] Darah Mike seketika mendidih setelah membaca pesan dari Ikram. "Apa lagi yang mereka rencanakan?" Dia menggertakkan gigi dan langsung curiga jika Ikram juga berada di posisi yang sama dengan Heba."Ada apa, Mike?" Chelsea menegur ketika melihat wajah sahabatnya berubah merah.Tanpa memberi jawaban, Mike meraih kunci mobilnya, lalu mengajak Chelsea bersamanya. "Ikut denganku sekarang, aku akan menceritakannya di mobil.""Ada apa sebenarnya ?" Meski Chelsea mengikuti Mike, dia tetap saja bertanya."Sekarang Angel dalam bahaya!"Chelsea juga sangat me
Nader memburu para pria yang telah menculik Noura. Kebetulan mereka masih berada di bawah kendali Kandar dan tidak akan dilepaskan sebelum Noura ditemukan."Di mana Noura?" Nader turun tangan langsung untuk mendapatkan keberadaan Noura. "Kami tidak tahu, Tuan, tolong ampuni kami!" satu pria menjawab. Dia menundukkan kepala setelah memberi jawaban, berharap Nader tidak memberikan hukuman pada mereka. "Mengampuni kalian?" Ketika tidak mendapat kejelasan, Nader melayangkan tendangan keras pada pria yang memberikan jawaban tadi. Alhasil, pria itu terjungkal jauh hingga tubuhnya menyentuh tembok. Dia terbatuk kuat dan mulutnya mengeluarkan darah segar.Dua pria yang tersisa menatap ke arah teman mereka yang sudah terluka parah. Mereka serentak berlutut di hadapan Nader."Ampun, Tuan, kami memang tidak tahu apa-apa. Setelah kami menculik Noura, tuan George menghadang mobil kami dan membawa Noura pergi." Mereka masih menutup mulut karena mengira Nader bukan siapa-siapa jika dibanding den
Pandangan Nader terhadap Reghab terbuktikan. Dia cukup mengenal pria itu sebagai orang yang jujur dan selalu menjaga nama baik keluarga."Urus ketiga pria ini, jangan sampai ada yang berbaik hati melepaskan mereka!" ujar Nader pada orang-orang suruhannya.Setelah itu, Nader pun mengajak Kandar bersamanya. "Kita temui tuan Reghab sekarang juga!" "Untuk apa, Tuan?" Kandar protes karena keselamatan Noura lebih penting. "Apa tidak sebaiknya kita mencari Noura saja?""Kita akan mencari Noura, tapi aku juga masih ingin memastikan tujuan tuan Reghab menculik Noura. Aku yakin kita bisa mendapatkan petunjuk darinya," jelas Nader sembari berjalan menuju mobilnya. Di dalam mobil. Selain menunggu kabar tentang pencarian Noura, Nader juga mencari tahu informasi tentang Reghab. Latar belakang, status dan orang-orang terdekat Reghab menjadi prioritas Nader."Tunggu ...." Nader terkejut mendapat satu berita tentang Reghab Hammadi. Dalam artikel itu, tertulis jika Luke yang merupakan anak angkat R
"Tahanan 201 ...!" Sipir penjara memanggil penghuni rutan dengan lantang. Seorang gadis bernama Noura Sarah buru-buru mengangkat tubuh dari pembaringannya. Dengan semangat yang masih membara, dia segera berdiri menghampiri petugas. Sambil berpegangan pada jeruji besi penghalang mereka, dia bertanya dengan tergesa-gesa, "Siapa yang berkunjung hari ini?" "Seorang wanita, aku rasa dia adalah ibumu," sang sipir menjawab dengan acuh. Noura langsung tertunduk lesu. Api semangat yang menggebu-gebu itu sirna seketika. Dia sedikit kecewa, karena yang ditunggu-tunggu tidak sesuai harapan. Bukan menolak kehadiran ibu angkatnya, tapi dia sudah lama menunggu kehadiran Nader, sang kekasih yang diharapkan sebagai penyelamatnya dari segala tuduhan. "Kenapa?" petugas itu mencibir melihat diamnya Noura. "Apa kamu berubah pikiran dan tidak ingin menemui ibumu?" "Tidak, aku tidak berubah pikiran, aku akan menemuinya." Sudah hampir satu bulan lamanya mendekam di dalam penjara, tidak mungkin Noura m