Share

19. Cita-cita Oliver dan Peluk Hangat

Tak henti-hentinya Oliver mengulas senyum di wajahnya, sekalipun senyuman itu hanyalah senyuman lemah karena dia yang kehilangan tenaga karena tubuhnya yang roboh terserang demam.

Dengan langkah kaki yang lambat dan sesekali terhuyung karena rasa pening yang mendera kepalanya, Oliver tetap mengikuti langkah Lena dari belakang dengan begitu senang hati.

"Ternyata aku tak bisa berlama-lama marah padamu, Lena. Mendengar kau yang begitu perhatian padaku, membuat amarahku tiba-tiba menguap begitu saja," ujar Oliver senang. Walaupun sesekali terbatuk.

"Kau terlalu percaya diri. Siapa yang kau pikir sedang memberikan perhatian padamu? Aku tak melakukan hal itu. Jangan salah paham, pak tua. Aku memintamu tidur di satu ranjang yang sama denganku bukan berarti aku menaruh perhatian padamu," tegas Lena.

Namun, apa pedulinya Oliver. Entah Lena menampik hal itu sampai seribu kali pun Oliver tak akan mengubah anggapannya kalau sikap Lena yang mulai baik padanya ini adalah bentuk perhatian untuknya.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status