Share

66. Geram

"Putri, Diandra, sebelum kalian mencela Inara, sebaiknya introspeksi diri dulu deh. Apa kalian begitu sempurna sampai menilai orang lain begitu buruk? Setiap manusia itu punya kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri jadi jangan asal menghakimi!"

"Harshil, kau!!" pekik Putri kesal.

Tak memedulikan teriakan mereka, Harshil membawa istrinya masuk ke dalam kamar. Mengunci pintu agar tak ada siapapun yang masuk.

Inara duduk di bibir ranjang, sedangkan Harshil berjongkok di hadapannya. Menciumi tangan Inara dengan lembut.

"Apa ada yang ingin kau katakan padaku? Aku sudah mencurahkan semua isi hatiku di kantor, apa kau kurang puas?" tanya Harshil dengan nada lembut.

Inara hanya tersenyum menatapnya dengan lekat.

"Terima kasih ya, Mas. Kau membuatku merasa sangat berarti."

"Ya, kau memang sangat berarti untuk hidupku, Inara."

"Ya sudah, Mas. Sekarang mandi, nanti kita sholat berjamaah ya."

Harshil tersenyum, kemudian bangkit berdiri. "Oke Sayang, kamu sudah sembuh? Obatnya rutin diminum ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status