Share

42. Terpilihnya Seorang Presiden

Monica menyaksikan seluruh kejadian yang ada di dalam kamar Orlando. Saat menuju perjalanan mansion utama, ia sengaja memantau perkembangan ayahnya. Jarinya melihat berita trending. Napasnya berat, melihat keberhasilan Orlando yang menutup media akan permasalahan itu. Niatan bahagianya hanya sesaat.

Tangannya menepuk kening. Ia terlihat kebingungan untuk mencari sebuah solusi. Walaupun ia sekarang tahu rencana Orlando, hatinya tak bahagia. Bibirnya enggan berbicara dengan siapapun. Pandangannya penuh juga arah jalanan kota. Potret dirinya ada di mana-mana, ia tidak tahu harus bagaimana lagi jika ia tidak terpilih menjadi presiden. Begitu terus hingga keraguannya semakin menumpuk.

"Sebaiknya Nona bercerita ketika ada keluhan. Apa perlu kita mampir ke rumah sakit untuk memeriksa keadaan anda?" tanya sang sopir.

"Tidak usah. Itu enggak perlu," sahutnya yang masih menampakan raut wajah cerianya itu.

Jemarinya mengepal seakan menahan amarah yang ada padanya. Hari ini sangat kacau. Niatan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status