Share

Bab 18: Perintah Bapak

Bab 18: Perintah Bapak

“Anak tidak tahu diuntung!” Bapak mencelaku malam itu dengan suara yang membelah bak guntur.

Dia yang selama ini tidak pernah melayangkan tangannya, malam itu melakukannya hingga dua kali. Tamparan di pipi kanan, lalu di pipi kiri. Hendak diulanginya lagi ketiga kali namun Ismi lebih dulu menahannya dengan tubuhnya sendiri.

“Cukup, Bapak ... jangan pukul Mas Reza,” pintanya.

Ismi berdiri menggantikan ibu untuk membelaku. Dia tidak gentar meski amarah bapak meledak-ledak, melainkan tetap bertahan di sana. Padahal, bisa saja dia ikut terluka.

“Minggir, Ismi. Minggir, aku tidak butuh bantuanmu!” ucapku dengan nada penuh penekanan. Tidak tersentuh sedikit pun hati ini meski Ismi berusaha menyelamatkanku dari amukan bapak.

Kubisikkan kata-kata itu di telinga Ismi, berharap dia memahami niat hati ini. Aku belum ingin bapak dan ibu mengetahui permasalahan di

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status