“Hahaha, sudah aku peringatkan berapa kali, aturan tetap aturan. Simpelnya, jika kamu tidak punya kartu, kamu tidak boleh masuk. Beres!” Petugas keamanan itu mengelus rambut Kenzo seolah menganggapnya seperti anak kecil minta dibelikan permen.Kenzo menelepon Boris, tapi tidak diangkat.Dia berulang kali menelepon tapi hasilnya tetap nihil. Boris tidak menjawab telepon dari Kenzo karena dia sedang asyik berpesta dengan yang lain.“Aku adalah utusan Daidalos, jangan macam-macam!” Kenzo terpaksa membuka kartunya, agar dia bisa memastikan langsung keamanan salah satu pesta tahunan paling sakral di negeri ini.Dua penjaga itu tertawa terbahak-bahak. “Mana mungkin utusan Daidalos menggunakan pakaian biasa dan tidak dikawal militer negara? Setahuku, dari yang aku liat di koran-koran, mereka selalu dikawal setidaknya satu helikopter atau seperempat batallion militer.”“Kamu tidak percaya aku utusan Daidalos?” tanya Kenzo. “Tuan Besar Lionel yang menyuruhku datang ke sini. Aku bisa tunjukkan
Semua terkejut mendengarnya, termasuk Kenzo sendiri. Bella juga menggandeng Kenzo masuk ke dalam Annual Rich Bressia. Begitu menginjakkan kaki di lantai satu Annual Rich Bressia, semua mata memelototi Kenzo, melihatnya dengan tatapan dengki.Kenzo memilih menjauh dari perempuan itu karena wajahnya begitu familiar. Seperti tidak asing, Kenzo pernah melihatnya, tapi lupa di mana.Dia seolah baru melihat perempuan itu beberapa hari lalu.Pemuda tampan itu terkejut kala sadar Bella sudah berdiri tepat di sampingnya, menggandeng tangannya melewati penjagaan dua petugas keamanan Annual Rich Bressia.“Mari masuk bersamaku,” kata Bella sembari menyunggingkan senyum tipis, membuat semua orang terbelalak, tak bisa berkata-kata.Kenzo terheran-heran, apa ini bukan mimpi, tidak mungkin sosok wanita terhormat seperti Bella menggandeng tangannya memasuki Annual Rich Bressia.Dia menoleh sembari mengernyitkan dahi. Banyak sekali pertanyaan mengitari kepalanya saat ini, dia masih berpikir, apa Bella
Kenzo melintasi dua pengawal yang terus memelototinya dengan tatapan tidak suka.Event ini sangat meriah dan dihadiri orang-orang penting, termasuk walikota dan gubernur. Awalnya Kenzo pikir ini seperti acara penjamuan dengan bir dan lampu disko, tapi ternyata lebih dari itu.Sempat mencuri perhatian publik, Kenzo memilih cuek karena dia tahu, tamu yang hadir di lantai satu merupakan tamu biasa, bukan anggota miliarder Klan Emas.Baru beberapa langkah memasuki Annual Rich Bressia, Kenzo sangat ingin mencari Boris dan memukul kepalanya sampai lelaki itu menjerit kesakitan.Bisa-bisanya Boris tidak membawa jam tangan mahal itu saat Kenzo sedang membutuhkannya!Jam tangan yang diambil Kenzo di sebuah kotak kecil saat berada di rumah kebanggan Keluarga Latusia, merupakan jam super canggih nan mahal yang bisa digunakan untuk menyadap, telepon, berkirim pesan, hingga menyimpan seluruh berkas misi.Jam itu tidak bisa disadap siapapun karena menggunakan sinyal khusus yang hanya bisa dilacak o
Bella pergi memesan makanan dan kembali dengan sebotol Wine Pepsky asli Finlandia. Kenzo ditawari minum, tapi dia menolak.Kemudian Bella berkata. “Ngomong-ngomong, apa tujuanmu datang ke sini?”“Kakek menyuruhku datang, tapi aku ditinggal sahabatku. Aku tidak diberitahu kalau masuk ke event ini harus memiliki kartu identitas khusus.” Kenzo terpaksa berbohong demi menutupi identitas aslinya.“Oh ya? Siapa kakekmu? Sepertinya dia orang sibuk sampai menyuruhmu datang. Kami sesama pemilik Super VVIP card saling mengenal satu sama lain. Kami juga memiliki daftar hadir tamu VIP dan reguler. Mungkin aku kenal siapa kakekmu.”“Itu dia orangnya,” kata Kenzo dengan muka bahagia.“Kakekmu?”“Bukan, sahabatku.”Dari balik kerumunan tamu-tamu Super VVIP, Boris muncul dengan sendirinya.Boris menghampiri Kenzo yang sedang duduk bersama Bella, anak dari keluarga terkaya di Indoensia. Boris bersama dua kawan lamanya yang sekarang sukses menjadi miliarder di Tokyo.“Mr. Boris, nice to meet you,” samb
Selain kaya, wajah tampan dan juga kemapanan Kenzo tentu menarik perhatian semua wanita, tak terkecuali anak miliarder terkaya se-Indoensia.Kenzo masih menyayangi mantan istrinya dulu walau diperlakukan secara tidak wajar. Tapi, memorinya tak henti-henti memutar senyum manis Bella.Kenzo akhirnya mengakui kecantikan Bella, tapi tidak dia ungkapkan pada siapapun.Kalaupun disandingkan antara Bella dan Claudia, dua-duanya sama cantik, namun memiliki aura tersendiri. Tidak ada yang lebih cantik, tidak pula jelek.Mereka setara dengan pesona masing-masing.Kenzo tidak mau terlena lebih lama, dia ingin istirahat sejenak, membaringkan badan seraya menikmati kopi hitam yang tadi dia berikan pada bartender yang ada di ujung ruangan.Baru membaringkan badan belasan menit, pintu tiba-tiba didobrak oleh seorang lelaki yang datang dengan wajah merah. Penuh amarah. “Anda tadi bilang dicegat dua pengawal Annual Rich Bressia? Benarkah itu, Tuan?”“Bukankah aku tadi sudah bilang padamu? Dasar kuping
“Lho, bukannya Tuan sendiri yang minta mereka berdua dipecat?” Boris gantian mengernyitkan dahi.“Itu bukan hakku, Vin, itu hak Keluarga Orchid selaku pemilik Annual Rich Bressia. Tapi kalau kamu mau pecat dia ya nggak apa, tinggal bilang aja ke kepala Keluarga Orchid.”Diam-diam Bella dan Nana mengamati perbincangan itu dari balik pintu. Mereka berdiri agar tamu-tamu lain tidak curiga kalau mereka sedang menguping. Toh pintu ruangan tidak ditutup seluruhnya.“Mereka harus dipecat karena tidak membiarkan Anda masuk ke sini. Itu merupakan pelanggaran terbesar yang pernah mereka lakukan. Tidak ada yang boleh bertindak semena-mena terhadap Anda, termasuk Bella sekalipun.”Entah bagaimana Kenzo bereaksi nanti, hal itu tetap membuat Bella dan Nana penasaran. Apakah Vio dan Robby jadi dipecat, atau mereka menerima hukuman yang lebih sadis lagi dari Tuan Legume Magician Daidalos.Bisikan Kenzo merasuk ke telinga Boris.“Mereka hanya menjalankan tugas. Apa kamu tidak kasihan melihat wajah mel
Hanya butuh waktu semalam hingga luka Kenzo perlahan pulih. Dia bisa beraktivitas normal. Olahraga, push up, pull up, hingga bermain futsal bersama beberapa militer yang tidak memiliki shift jaga di sekitaran pergudangan tua. Sore itu matahari tidak terlalu terik, Kenzo ingin bersantai sembari makan-makanan berkelas. Toh, itu juga merupakan perintah dari Tuan Besar Lionel sebagai bentuk apresiasi karena dia telah berhasil menggagalkan pembunuhan Kristal. “Ada tugas lain dari Tuan Besar Lionel,” kata Melvin yang baru saja datang mengendarai mobil jeep hijau. “Hmm,” Kenzo mengernyitkan dahi. “Tugas apalagi?” “Apresiasi yang dimaksud Jenderal adalah tugas agar kau bisa mengembangkan bisnis makanan yang selama ini dikelola Bobby. Selain makan enak, kau juga harus berhasil mengikat kerjasama dengan restoran papan atas agar kucuran dana kita semakin besar.” “Benar juga. Daidalos makin hari makin besar pengeluarannya. Jika tidak segera diantisipasi, bisa-bisa, kita kehabisan dana dan kek
Isami Rucini membantu para koki membawa piring-piring kotor ke dapur. Para waitress, kasir, dan pelayan langsung menata meja sesuai intruksi Isami, meja khusus untuk dua orang.Setelah lantai dibersihkan dan diberi pewangi, mereka kebingungan mencari karpet merah. Isami, head chef di restoran itu, menyuruh tiga petugas keamanan membeli karpet merah sepanjang lima meter.“Bahannya harus katun! Kita tidak boleh membuat Legume Magician sedih dengan penyambutan ala kadarnya.” Isami mengkomando tiap-tiap koki, diskusi masakan apa yang harus dia buat untuk Legume Magician nanti.Sementara Jordi, adik sekaligus kembaran Isami, memimpin petugas kebersihan, breefing waitress, sekaligus minta maaf pada pelanggan yang ingin menghabiskan makan malam mereka disana.“Kami mohon maaf, ada tamu nomor satu yang ingin makan malam di restoran ini. Sekali lagi saya mohon maaf, Tuan dan Nona sekalian, karena kedatangan Legume Magician Daidalos tidak pernah ada dalam pikiran kami selaku pengelola restoran.