“Lepaskan aku, Kurang Ajar!!” Elara memekik tertahan --meski kaget, ia tidak ingin menarik perhatian banyak orang.Namun apa yang dilakukan Arion --memanggul Elara di pundaknya, itu benar-benar akan menarik perhatian.Wajah Elara telah berubah bak kepiting rebus, bukan karena kepalanya yang terbalik berada di bawah, tapi karena benar-benar malu.“Kita pulang,” desis Arion.“Aku tidak mau pulang bersamamu, Penipu!” Elara membalas dengan bentakan tertahan.“Kupikir membiarkanmu seharian tanpa diganggu, sudah cukup untuk mendinginkan kepalamu, huh?”Pria itu mulai berjalan menjauh dengan Elara dalam panggulannya.“Lepaskan aku!” pekik Elara lagi. Tangannya mulai memukul-pukul punggung Arion, dengan kaki yang mengayun --memberontak.Namun itu sama sekali tidak mengganggu pria bertubuh atletis tersebut.Dari kejauhan, Jeanne dan teman-temannya menatap tanpa berkedip
Elara terbangun oleh suara dering nyaring di ponsel miliknya.Tubuhnya tersentak kaget hingga berposisi duduk. Secara refleks ia mencari-cari ponsel dan mendapatkannya ada di dalam saku celana. Ia merogoh saku dan mengeluarkan ponsel tersebut.Dering di ponsel telah berhenti, kedua manik mata Elara bergerak melihat angka yang tertera pada ponselnya. Angka itu menunjukkan jam enam sore. Ia melakukan telepon balik.“J,” sapa Elara cepat.‘El, kau baik-baik saja kan?’ Suara di ujung sana tidak terdengar panik, meskipun pertanyaan yang terlontar seharusnya bernada khawatir.“Aku--”‘Kau tidak mengabariku. Apa yang terjadi? Kalian menghabiskan waktu yang panas di sana? Tempatmu atau tempat pria itu? Bagaimana rasanya? Ah aku penasaran! Katakan El!’“Sialan kau, J! Tidak terjadi hal seperti itu,” Elara memaki pelan.‘Ah aku lupa. Kau seorang gadis yang taat. Kau hanya melakukan seks setelah menikah, kan? Tidak perlu ceramahi aku. Kalau begitu, kau nikah saja dengannya. Selesai perkara.’Ela
“Bisakah kau lebih serius, Mister Arion?” Sudah, Elara merasa habis sisa kesabaran yang ia miliki.“Aku serius. Jika pun aku bukan Rh-Null, lalu kenapa?”“Kau--”“Ingat, yang kau butuhkan adalah darah Rh-Null, bukan siapa pendonor-nya, right?”“Itu--”“Lihat, kau tidak bisa berkata-kata.” Arion mengatakannya dengan tepat.Ia melanjutkan, “Karena aku memang benar. Saat kau bilang membutuhkan darah, aku mengatakan akan mendonorkan darah Rh-Null untukmu, dengan tubuhmu sebagai ganti.”Arion mengatakannya dengan benar. Elara hanya tidak tahu, bahwa mudah saja bagi Arion untuk mendapatkan jenis darah itu dengan jangkauan kekayaan dan kekuasaan yang dimilikinya.“Kau tidak mengatakan itu harus aku, kan? Jadi, tidak ada yang tidak sesuai kesepakatan, Nona Elara-- maksudku, Mrs. Ellworth,” tambahnya lagi.“Siapa yang kau panggil dengan Mrs. Ellworth! Aku tidak sudi menyandang nama itu!”Arion menaikkan alisnya. Ia ingin menyembur tawa cemooh.Entah berapa banyak gadis dan wanita terpandang yan
Arion menapaki anak tangga di dalam sebuah restoran bergaya klasik. Restoran itu merupakan restoran kelas atas di Hillsborough.Meski menarik sekian pasang mata tertuju pada dirinya sejak ia masuk, Arion mengabaikan mereka semua dan hanya berjalan mengikuti seorang pegawai restoran berseragam di depannya.Meski tidak mengenakan pakaian formal --Arion hanya mengenakan jas hitam di luar, melapisi sweater turtle neck yang ia kenakan sejak dari apartemennya, namun pria itu terlihat begitu berkelas.Pembawaannya yang dingin, berkharisma dan tak tersentuh, membuat greeter dan petugas di meja depan pun tidak berani menghentikannya.Terutama setelah Arion menunjukkan satu kartu khusus pada petugas tersebut. Mereka terlihat terkesiap namun secara profesional segera menundukkan kepala dengan penuh hormat.Salah satu dari pegawai langsung berjalan di depan menunjuk jalan pada Arion, begitu pria tersebut menyebutkan satu ruang privat.Arion masuk, setelah pegawai itu membukakan pintu untuknya.“K
“Mohon maaf, kartu Anda telah diblokir dan rekening Anda dibekukan, Nona.”Ucapan petugas bank membuat Elara membeliakkan mata.“Bagaimana bisa, tapi itu uangku. Aku--” Elara terdiam.Ia memejamkan mata sesaat dan langsung merutuki kebodohannya. Akun yang ia miliki menginduk pada akun Tony White --mantan ayah tirinya.Dulu ia hanya menerima begitu saja semua pengaturan Tony dan tidak terpikir untuk membuka akun terpisah atas namanya sendiri. Tony yang telah membuatnya dan menyerahkan kartu serta buku rekening padanya.Elara berdiri dengan geram.Lima ratus ribu dolar yang ada dalam rekeningnya itu, telah dibekukan. Elara tidak bisa menggunakannya sama sekali.Buat apa ia memiliki uang sebesar itu, jika tidak bisa ia apa-apakan?Elara baru pergi ke bank hari ini untuk memindahkan dana miliknya, namun harus menghadapi kenyataan pahit bahwa Tony telah menutup akses Elara terhadap rekening itu.Sejak neneknya meninggal, ia memang belum menggunakan lagi uang dalam rekening tersebut. Arion m
Elara mengepalkan kedua tangannya di samping tubuh. “Kau yang membuat masalah, Mr. White.”Seketika Tony memasang wajah marah dan menunjuk Elara. “Anak tak tahu sopan santun! Kau--”“Mengapa kau blokir rekeningku?!”“Rekening apa-- Oh.” Tony langsung teringat.Ia lalu mendengkus sinis dan duduk santai di kursi kulitnya. “Apa masalahnya aku menutup rekeningku sendiri?”Jawaban Tony tentu membuat Elara berang. “Itu bukan rekeningmu, Mr. White! Itu rekeningku! Dan ada uangku di dalamnya!”“Biar aku ingatkan. Aku yang membuka rekening utama dan semua rekening di bawahnya itu milikku.”“Tapi uangku ada di dalam rekening itu!”“Itu masalahmu. Mengapa tidak segera kau pindahkan uangmu ke rekening mu sendiri?” Tony menjawab tak acuh.“Sudah berapa kali kukatakan, mulailah bertindak dan berpikir secara dewasa. Dan tangani masalahmu sendiri, Elara.”“Masalah rekening saja, kau malas mengurusnya. Jangan salahkan aku menutup rekening induk yang memang atas namaku,” imbuh Tony lagi.“Mr. White--”
“Kebetulan lewat dan melihatmu.”“Kebetulan lewat?” Elara terlihat bingung.Ia kini berada di Baywood Park dan apartemen tempat tinggal mereka berada di sekitar Crescent Ave.Elara tidak akan heran jika ia berada di Burlingame Park dan Arion menemukan dirinya secara kebetulan.Tapi menemukannya di Baywood Park? Seingat Elara, Arion mengatakan akan ke San Francisco tadi pagi. Itu berlawanan arah. Arion harus melewati apartemen mereka untuk sampai di tempat Elara kini berada.“Dari San Francisco, aku ke Belmont. Ada tawaran kerjaan di sana tadi.” Bagai mengetahui kebingungan Elara, Arion menjelaskan dengan santai.“Oh…” Elara pun mengangguk. Penjelasan Arion, membuatnya masuk akal. “Tawaran kerjaan supir lagi?”“Hm.”“Terima saja. Kali ini usahakan betah, agar kita bisa bertahan.”“Hm?”“Aku tidak ingin menge
Kota Hillsborough tengah diramaikan dengan gosip tentang Whitley Inc yang bangkrut.“Bagaimana bisa! Setelah sebelumnya perusahaan milik keluarga Wycliff yang hancur, kini Whitley menyusul?!”“Oh ya ampun. Tragis sekali! Bukankah Whitley sedang maju-majunya?”“Ada apa dengan Hillsborough! Satu persatu perusahaan besar dan terkenal mulai lenyap…”“Desas desus menyebutkan, ada bahan berbahaya dalam bahan baku mereka.”“Astaga! Apa itu sungguhan? Aku termasuk penggemar produk snack mereka!”“Bagaimana ini? Aku juga!”Suara-suara sumbang itu terdengar oleh Jeanne yang melewati koridor dan dalam perjalanan menuju kelas-nya.Satu benda pipih menempel di telinga kiri dan Jeanne pun berbisik hati-hati. “Kau sudah benar tidak masuk hari ini. Seluruh penduduk kampus membicarakan Whitley Inc!”“Sebenarnya kau memang sudah tidak ada hubungannya lagi dengan keluarga White sialan itu,” gerutu Jeanne, lalu meneruskan, “Tapi orang-orang di sini hanya tahu kau seorang White. Mungkin paling tidak, biark