"Keperawananmu untukku, atau.. kau menyerah atas nyawa nenekmu." Elara Willow seorang gadis cantik yang harus menyerahkan diri demi pertukaran darah langka untuk menyelamatkan neneknya. Ia pun harus diusir dari keluarga karena orang yang sama. Orang itu adalah Arion Ellworth. Pria tampan pebisnis sukses dan menguasai media di negeri ini, yang Elara kira hanyalah seorang pekerja serabutan. Dengan caranya, Arion berhasil menjadikan Elara sebagai istrinya. Juga tanpa sepengetahuan Elara, Arion adalah bos besar yang menggerakkan dunia bawah tanah dan berkuasa atas kelompok-kelompok menakutkan di kota mereka. Elara membenci Arion dan terus membuat kesal pria kejam itu agar melepaskan dirinya. Namun Arion selalu memiliki cara membuat Elara terpancang di sisinya. Akankah Elara menyerahkan hati dan jiwa untuk pria yang berulang kali menyelamatkan dirinya dari masalah? Ikuti perjalanan kisah mereka di sini. Happy Reading, all! ;D [reefisme]
View More‘Aku tidak tahu apa yang sanggup menahan mu begitu lama di Hillsborough, Bro! Apakah proyek mu di sana ada gangguan?’“Hm.. katakanlah demikian.” Arion menjawab malas sambil bersandar di kursi kebesarannya.Ia melemparkan asal ponsel miliknya, begitu selesai memasang bluetooth headset di telinga kanan.‘Apa? Benar-benar ada kendala? Sungguh aneh!’ Suara di seberang sana terdengar berdecak.“Apa yang aneh?”‘Kau selalu sangat efektif menyelesaikan semua permasalahan, Bro. Belum pernah kudengar kau memiliki masalah yang bisa berlarut-larut.’“Ini sedikit berbeda,” jawab Arion --masih dengan nada malas.Ia sudah ingin meninggalkan kantor setelah selesai meeting beberapa saat lalu, namun salah satu teman yang cukup dekat dengannya, menghubungi.‘Apa yang berbeda?’“Jadi ada apa kau menghubungiku, Lucas?” Arion enggan membahas lebih jauh dan langsung menghentikan Lucas --seseorang yang meneleponnya itu.‘Sebenarnya--’“Selain urusan yang satu itu,” sela Arion tepat. Karena setelah ia mengat
Elara menepuk pipinya yang masih terasa menghangat.Mengingat ucapan sembrono Arion semalam, membuat dirinya tidak kuasa menahan rona di wajah yang lebih memerah dari biasanya.Pembicaraan soal tidur bersama, selalu menyengat hati Elara.Akan tetapi…Langkah Elara terhenti.Sengatan yang terjadi pada dirinya, saat ini sedikit berbeda.Jika sebelumnya ia begitu marah --bahkan murka, saat dengan seenaknya Arion mengatakan menginginkan keperawanannya. Tapi sekarang, sengatan itu terasa lebih ‘ramah’.Elara tidak merasakan amarah yang sama, melainkan rasa tergelitik yang aneh.Ponsel di dalam saku Elara bergetar, menarik gadis itu dari lamunannya. Ia segera mengeluarkan ponselnya dan melihat deretan nomor asing di layar ponsel.“Ya?”‘El…’Kedua alis Elara melekuk. “Edric?!” Ia setengah memekik.‘Hai El, apa kabar?’“Oh astaga Ed! Mengapa baru mengabari sekarang?” Elara segera melancarkan serbuan
“Apa kau yakin, Elara tidak mengenal siapapun yang berasal dari kalangan berpengaruh di Hillsborough?”Thomson Wycliff telah melakukan panggilan telepon ke beberapa pihak, untuk memberikan tekanan pada Bridgeston University melalui direkturnya --Frederick Callaway.Namun tidak ada yang mau menerima telepon dari Thomson Wycliff. Ada dua orang yang menerima, namun belum sempat Thomson mengatakan apapun, pihak lawan langsung menolak Thomson dan menyebut tidak bisa menolong dalam hal apapun.Ini benar-benar membuat Thomson Wycliff dilanda kebingungan dan rasa heran yang berkepanjangan.Masalah kecil seperti ini, membuat dirinya kewalahan dan bahkan mencurigai ada sesuatu dengan latar belakang yang dimiliki Elara.“Ayah dengar sendiri, Elara bahkan hanya anak tiri keluarga White. Bagaimana bisa dia memiliki kenalan orang berpengaruh?” gerutu Henry.Ia pun frustrasi karena niatnya membuat Elara menunduk dan berlutut, benar-
Elara dan Jeanne masih berada di dalam ruangan.Bagaimanapun, kedua gadis itu tidak berani beranjak setelah semua hal yang mereka dengar.“Nona Elara,” Frederick memanggil.Elara yang masih tertegun di tempat, menjawab sedikit kaget. “Y-yes Sir?” Ia berjalan mendekat ke arah meja kerja, sedangkan Jeanne tidak berani mengikuti.Frederick menatap Elara yang kini berada tepat di seberang mejanya. “Apa yang kau ingin lakukan dengan Henry Wycliff ini?” tanyanya dengan sorot terlihat serius.Alih-alih menjawab dengan benar, Elara mengernyit. Ia sungguh tidak mengira akan menerima pertanyaan ini.Bagaimana tidak?Keadaan sebelumnya, dirinya benar-benar terpojok, dan itu memang sudah ada dalam dugaannya.Membuat Henry marah, konsekuensinya dikeluarkan dari kampus ini.Namun sekarang yang terjadi bahkan Direktur sendiri sampai datang dan membelanya --sesuatu yang bahkan tidak akan pernah berani ia bayangkan.Elara sadar, i
“Pa-Pak Direktur!” Sang dekan seketika langsung berdiri.Yang datang adalah direktur Bridgeston University, didampingi asistennya. Wajahnya terlihat muram dan sama sekali tidak memedulikan sang dekan.“Anda Direktur Bridgeston? Aku Thomson Wycliff,” sapa tuan Wycliff yang juga berdiri dan hendak mengulurkan tangan pada pria berusia lebih dari setengah abad dan tampak berwibawa itu.Direktur Bridgeston University itu juga tidak membalas sapaan tuan Wycliff dan justru menghampiri Elara.Semua orang dalam ruangan itu menatap bingung pria paruh abad lebih itu dan tidak bisa menduga apa yang akan dilakukannya pada Elara.“Elara White telah melakukan penindasan pada tuan muda Henry Wycliff, Pak Direktur.” Sang dekan tergopoh mendekati direktur itu dan buru-buru menjelaskan.“Nona Elara, duduklah. Jangan berdiri seperti ini.” Alih-alih merespon sang dekan, Direktur berbicara dengan lembut pada Elara.Tuan Wycliff mengerutkan kening, begitu pula Henry, putranya.“Tidak apa-apa, Sir.” Elara mun
“Katakan apa adanya, Cindy, Brit, Lea… Kita semua tahu seperti apa Henry itu,” Jeanne memberikan dukungan pada ketiga gadis tersebut.Ketiganya menunduk dan menghindari tatapan Jeanne dan juga Elara.“Jawab.” Sang dekan memberi tekanan pada kata tunggalnya itu.“Ti-tidak pernah, Sir,” jawab ketiganya hampir serempak.“Kalian!” Jeanne berseru marah.Sementara Elara mengarahkan tatapannya pada Henry dan mendapati pemuda itu tersenyum miring.“Anda dengar sendiri, bukan?” Tuan Wycliff bersuara sambil melirik sang dekan. “Putra ku tidak pernah melakukan hal-hal yang dituduhkan itu. Begitu kurang ajarnya kedua gadis ini menuduh putra ku yang tidak bersalah!”“Maafkan kami, Tuan.” Dekan itu buru-buru membungkukkan badannya dan meminta maaf sungguh-sungguh. “Kalian boleh keluar,” ujarnya kepada ketiga gadis yang masih berdiri di sana.
Di ruang kantor dekan, suasana masih serupa.Sang dekan berwajah tegas dan masam memandang Elara. Di sofa bersebelahan dengannya, duduk Tuan Wycliff dan juga putra semata wayangnya, Henry Wycliff.Keberadaan mereka disertai atmosfer menindas yang mereka keluarkan, memang terasa menekan bagi Elara.Yang lebih membuat Elara kaget lagi, di seberang Tuan Wycliff, Tony White --ayah tirinya, terlihat duduk dengan tangan terkepal.Pria paruh baya yang telah mengusirnya itu datang dan berada dalam satu ruang yang sama dengan Elara sekarang.Orang-orang di dalam ruangan itu mungkin berpikir bahwa Tony White ada dalam ruangan itu, sebagai satu-satunya pembela dan yang akan berada di pihak Elara.Pada kenyataannya, tidak demikian.Tepat begitu Elara masuk dan mendekat ke ruang tengah, Tony White langsung memarahinya begitu saja.“Kali ini apa yang kau lakukan?!”Hanya butuh waktu sekian detik bagi sang dekan, juga tuan Wycliff dan Henry untuk terkejut. Setelah keterkejutan itu hilang, mereka kemu
Keesokan harinya, Elara masih datang ke kampus.Meskipun ia tahu ia akan segera dikeluarkan dari sana, ia memanfaatkan hari yang ada untuk menyelesaikan beberapa hal.Elara cukup dipandang baik oleh para dosen di sana, gadis itu cukup dekat dengan beberapa dosen karena sering membantu mereka dalam beberapa proyek mata kuliah.Selain itu ia memanfaatkan hari-hari terakhir sebelum dirinya benar-benar dikeluarkan dari sana.Elara baru saja tiba di taman belakang gedung fakultas, ketika empat gadis menghadangnya.“Oh, astaga lihat ini siapa yang datang?” ujar seorang gadis berambut merah.Tubuhnya tinggi semampai. Terutama ia mengenakan rok mini setengah paha, hingga menampakkan kaki jenjangnya yang mulus dan mengundang.Wajahnya cantik, ia memulasnya dengan baik.“Ck! Sungguh bermuka tebal, masih berani menunjukkan diri ke sini setelah perbuatan hina yang ia lakukan!” Sindiran itu berasal dari gadis sebelahnya yang memiliki rambut hitam keriting.“Apa kau tersesat, nona White? Gerbang kel
“Apa?!” Jeanne mengguncang bahu Elara. “Bagaimana bisa mereka semena-mena mengeluarkanmu di akhir tahun kamu seperti ini?!” “Sudahlah J, aku sudah memperkirakan ini akan terjadi,” ujar Elara --terlihat tenang memang, namun pancaran muram terlihat jelas dari kedua manik zamrud miliknya. “Henry sialan itu!” Jeanne memaki kesal. “Biar kudatangi saja laki-laki pengecut itu ke rumah mereka!” Elara terkekeh. “Ya-ya-ya. Datang dan buatlah keributan. Besok, kau menyusulku dikeluarkan dari Bridgeston.” Ia lalu mengangkat tangan dan menepuk pelan lengan Jeanne. “Sudah, jangan pikirkan hal ini. Fokus saja studi mu sendiri. Ok?” Jeanne ingin berkata-kata lebih banyak, namun melihat raut wajah muram dan menyendiri Elara, ia tahu, saat ini Elara tidak ingin diganggu. Siang harinya, Elara telah berada di apartemen yang ia tempati sementara dengan Arion. Setidaknya, itulah rencana Elara. Tinggal sementara. Elara menatap bingung, melihat Arion yang berada di dalam apartemen --alih-alih keluar b
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.