Minta maaf?Tadi dia sudah bersujud, minta maaf nggak ada apa-apanya.Jessy pun menerima nasib.Dia melihat ke foto dan kotak abu Richard lalu berkata, "Tuan Richard, maaf."Sama sekali tidak terdengar ketulusannya.Celine tidak puas. "Ulang!"Jessy menggertakkan giginya lalu berkata lagi, "Tuan Richard, maaf!"Tetap sama.Celine mengernyit dan berseru, "Lagi!""Kamu ...."Jessy tahu, kalau hari ini Celine tidak puas dengan permintaan maafnya, dia pasti akan terluka. Setelah menghirup napas dalam-dalam, Jessy menatap foto Richard.Kali ini, dia bertatapan dengan mata Richard.Di benaknya, tiba-tiba muncul ingatan waktu Richard membawanya pulang ke rumah Keluarga Nadine.Waktu itu, suami istri Keluarga Nadine kehilangan anak mereka. Demi mengobati kesakitan Nyonya Keluarga Nadine, mereka mengadopsi dia.Selama di rumah itu, kedua suami istri itu sangat menyayanginya. Mereka memberikan seluruh cinta mereka kepadanya dan Jessy pun merasa dia adalah anak yatim piatu yang paling beruntung.
Abu Richard akhirnya dikirim kembali ke Mastika untuk dikubur.Celine mengantar sampai ke tujuan. Di saat pesawat yang dia naiki mendarat, pesawat pribadi Andreas juga mendarat di bandara."Tuan, pihak kediaman sana berpesan meminta Tuan segera pulang," ujar Owen sambil mengikuti Andreas.Kali ini, Andreas pulang untuk menemani Celine.Namun, tidak disangka informasi pihak Keluarga Jayadi sangat cepat. Baru saja Andreas turun pesawat, mereka sudah tahu lokasi Andreas.Andreas mengernyit. Tanpa mengatakan apa-apa, dia sudah menunjukkan kalau dia tidak berencana menuruti kata-kata keluarganya.Andreas bahkan tidak berhenti melangkah.Begitu naik mobil, Andreas langsung berkata pada Owen, "Ke rumah Keluarga Nadine."Celine datang ke Mastika untuk upacara penguburan Richard, jadi dia pasti ada di rumah Keluarga Nadine."Baik, Tuan," ujar Owen.Begitu mobil mereka keluar dari bandara, kumpulan mobil keluar dari berbagai arah dan mengelilingi mobil mewah Andreas.Kemudian, ponsel Andreas ber
Andreas melihat jam tangannya dan berkata, "Paman kalau ada urusan cepat bilang."Akhiri sesegera mungkin!Yuni tentu saja sudah tahu karakter Andreas yang dingin dan tajam.Dia tahu Andreas marah karena orang-orang yang dikirim Alex ke bandara. Dia pun berkata marah, "Aku mencarimu memangnya nggak boleh karena aku merindukanmu? Nggak bilang apa-apa langsung ke Binara. Awalnya aku pikir kamu maksimal cuma dua bulan di Binara, tapi sekarang sudah berapa lama? Kamu sama sekali nggak peduli denganku yang masih di Mastika, kamu nggak merasa kamu keterlaluan?"Di seluruh Keluarga Jayadi, Yuni adalah orang yang paling dekat dengan Andreas.Dia sudah berumur 80 tahun, meski masih penuh semangat, tapi bagaimanapun juga dia sudah tua.Nada bicara Andreas langsung melembut, "Nenek, aku ke sana karena pekerjaan."Pekerjaan ....Andreas langsung merasa bersalah dan mengalihkan tatapannya.Hanya dia yang tahu alasannya tinggal di Binara bukan karena ada pekerjaan, melainkan karena Celine.Bahkan ka
"Jangan pikir aku nggak tahu apa yang kamu pikirkan!" seru Yuni dingin sambil melirik Alex.Dia tahu jelas apa yang Alex rencanakan.Kalau Nona Keluarga Jayadi jadi istri Andreas, pasti akan membantu Alex agar bisa kembali mendapatkan kekuasaan di Perusahaan Jayadi.Alex tertegun sejenak lalu pura-pura bodoh. "Ibu ....""Jangan panggil-panggil aku! Sekarang Perusahaan Jayadi sudah diserahkan ke Andreas, kamu jangan macam-macam lagi. Tugasmu sekarang adalah membantu Andreas dengan melakukan pekerjaanmu baik-baik, bukan terus-terusan mengurus masalah pribadi Andreas."Yuni terus memarahi anaknya.Dia tidak akan membiarkan siapa pun melakukan hal-hal yang merugikan Keluarga Jayadi.Kemampuan Alex di bawah Andreas, tapi ambisinya sangat besar.Yuni diam saja bukan berarti dia tidak tahu.Setelah melirik Alex dengan datar, Yuni berdiri dan berencana naik ke atas.Namun, Alex tetap tidak menyerah. Tujuannya datang hari ini adalah untuk mendorong pernikahan antara Keluarga Jayadi dengan Kelua
Naluri seorang wartawan sangat tajam, mereka langsung menyadari kalau orang yang memegang kotak abu Richard ini sudah pasti bukan orang biasa. Siapa pun yang bisa mencari tahu identitasnya pasti akan jadi berita besar.Seketika, semua wartawan mengangkat kamera dan mikrofon mereka sambil menerjang maju.Meski ada pengawal yang menjaga ketertiban, situasi di sana perlahan-lahan jadi heboh."Nona, apakah kamu anggota Keluarga Nadine? Kenapa kamu yang membawa kotak abunya?""Nona, Tuan Besar Richard sudah meninggal. Apakah kamu juga akan ikut memperebutkan harta Keluarga Jayadi? Kamu terang-terangan membawa kotak abu, apakah itu berarti kamu sudah mendapatkan pengakuan dari Keluarga Nadine? Apakah kamu sedang memberikan semacam tanda dengan perbuatanmu?"Pertanyaan demi pertanyaan diajukan tanpa henti.Celine memakai kacamata hitam. Dia tidak melihat siapa pun, juga tidak berencana menjawab siapa pun.Dia berjalan lurus ke gerbang kediaman Keluarga Nadine di bawah perlindungan ketat Hanse
"Kakek bahkan mengorbankan nyawanya demi Celly, kalian jangan menyusahkan Celly!"Carla tampak seperti memberi para wartawan peringatan,tapi para wartawan yang ada di sana langsung menangkap inti dari kata-katanya."Nona Carla, maksudmu Tuan Richard meninggal karena cucu angkat barunya ini?""Sebenarnya apa yang terjadi? Apakah bisa disimpulkan kalau dia yang menyebabkan kematian Tuan Richard? Dia yang mencelakai Tuan Richard?"Para wartawan terus bertanya.Pertanyaan mereka juga semakin lama semakin tajam.Inilah efek yang ingin Carla lihat.Dia dengan mudah mendorong Celine ke tengah badai, tapi dia tahu tidak boleh ada yang tahu niat aslinya.Melihat para wartawan terus bertanya, Carla segera menjelaskan, "Bukan begitu, kalian jangan asal tebak."Carla memasang ekspresi khawatir terhadap Celine.Namun, para wartawan sudah mencium bau-bau yang aneh, mana mungkin puas hanya dengan satu kalimat asal itu?Apalagi orangnya ada di sini, mereka harus mendapatkan berita besar.Para wartawa
Celine menaruh kotak abu di tangan Hansen. Kemudian, dia berbalik dan berjalan keluar dari gerbang lurus ke para wartawan.Aura yang dia pancarkan membuat para wartawan tanpa sadar tertegun, bahkan lampu flash juga berhenti.Setelah sadar kembali, kamera para wartawan kembali ditujukan pada Celine, seakan-akan tidak ingin melewatkan segala gerakan Celine.Di bawah tatapan semua orang, Celine menatap lurus ke seorang wartawan pria yang ada di antara kerumunan wartawan."Kamu yang menanyakan pertanyaan tadi?" tanya Celine.Hanya dengan satu tatapan, Celine yakin benar ini orangnya.Tanpa menunggu dia menjawab, Celine mengambil mikrofon dari pria itu lalu melihat logo di mikrofon itu."Starlet Media ...."Celine pernah mendengar Starlet Media ini.Media dengan paparazi yang paling tidak bermoral, suka mengarang tanpa bukti. Demi beritanya terkenal, sengaja melebih-lebihkan rumor tanpa tahu batas.Mereka adalah sampah di dunia jurnalisme."Heh ...." Celine mencibir, merendahkan Starlet Med
Celine membuka matanya dan tiba-tiba melihat seseorang yang tidak seharusnya muncul di sini.Andreas ....Dia juga pulang ke Mastika?Celine menyadari kening Andreas yang berkerut, baru sadar mikrofon yang tadinya harusnya mengenai dia jadi mengenai Andreas."Kamu ... nggak apa-apa, 'kan?"Celine berdiri dengan bantuan Hansen lalu segera maju ingin memeriksa luka Andreas.Namun, sebelum dia sempat mendekat, Andreas sudah berbalik. Tubuhnya yang besar dan tinggi menutupi Celine dari para wartawan.Kemudian, Andreas menatap lurus ke wartawan yang tadi.Saat ini, wartawan itu sudah panik.Andreas Jayadi ....Meski media sangat jarang melaporkan tentang kepala Keluarga Jayadi baru ini, sebagai seorang wartawan, dia mana mungkin tidak mengenal Tuan Andreas Jayadi?Dia boleh tidak takut pada Keluarga Nadine, tapi dia tidak berani mencari masalah dengan Keluarga Jayadi, terutama Tuan Andreas.Begitu menyadari mikrofon yang dia lempar tadi mengenai kepala Andreas, wartawan tadi segera sibuk me