Owen langsung menelepon Gian.Gian menjawab dengan agak ragu, "Di belakang Starlet Media adalah orang dari cabang kedua Keluarga Jayadi. Takutnya ...."Owen tidak peduli siapa orang yang ada di belakang Starlet Media.Orang dari cabang kedua adalah musuh bebuyutan Andreas. Ketika Andreas ada di Binara, mereka berulang kali mencoba membunuh Andreas. Memangnya kenapa kalau Andreas mau memusnahkan Starlet Media?Terlebih lagi ...."Wartawan mereka melukai Tuan, menurutmu mereka harus dimusnahkan, nggak?" ujar Owen datar.Gian tidak bisa berkata-kata saking kagetnya.Tuan ... dilukai seorang wartawan?Seorang wartawan bisa melukai Tuan?Pasti ada alasannya, 'kan?Tepat ketika Gian mau bertanya, suara Owen kembali terdengar."Heh, dia hampir saja melukai Nyonya. Menurutmu, mereka harus dimusnahkan, nggak?" Owen sudah bekerja di samping Andreas sangat lama. Ketika dia marah, aura dingin yang terpancar darinya membuat orang-orang merinding.Gian tertegun sejenak, lalu berkata, "Ternyata itu a
Wartawan itu tidak ingin mengakui kalau dia yang menimbulkan masalah sebesar ini.Namun, hanya terdiam sejenak saja sudah membuat Julian curiga. "Sudah kuduga kamu orangnya! Cepat bilang siapa yang kamu singgung!"Wartawan itu terdiam.Julian semakin yakin dengan perkiraannya. "Kalau kamu nggak mau mati, cepat bilang siapa orangnya!"Wartawan itu tentu saja tidak mau mati.Setelah berpikir sejenak, dia akhirnya berkata dengan terbata-bata, "Tu ... Tuan Andreas ...."Hati Julian langsung bergetar. Seluruh tenaga seakan-akan hilang dan dia langsung duduk lemas di sofa."Si ... siapa katamu?" Julian berdoa kalau dia salah dengar."Tu ... Tuan Andreas ...."Tuan Andreas ....Kalau tadi itu orang lain, Julian berencana menggunakan nama Perusahaan Jayadi, atau meminta bantuan Tuan Renald. Siapa pun lawan mereka, permasalahan ini pasti bisa selesai.Namun, orang itu adalah Tuan Andreas, pemimpin Perusahaan Jayadi. Kalau begitu, akhir mereka hanya ....Julian langsung merasa putus asa. Dia ber
Bella Bakri adalah nona pertama di Keluarga Bakri.Kata-kata Inez berhasil menenangkan Renald."Kamu benar, pernikahan antara Keluarga Bakri dan Jayadi harus berhasil. Andreas, baik kamu setuju atau nggak, hanya Bella Bakri yang bisa jadi istrimu," ujar Renald dengan penuh tekad.Inez sudah selesai membersihkan pecahan kaca di lantai. Dia agak tidak setuju dengan kata-kata Renald."Nggak setuju? Jangan meremehkan Bella. Dengan pesonanya, nggak banyak pria yang nggak mau menikahinya." Inez terlihat sangat bangga dengan keponakannya itu.Hanya saja Bella dari dulu sudah ke luar negeri, jadi tidak pernah berinteraksi dengan Andreas.Kalau tidak, takutnya Andreas sudah jadi salah satu penggemar Bella."Kita taruhan saja. Sekarang mereka berdua ada di Mastika. Tidak sampai satu bulan, Bella pasti bisa menjatuhkan Andreas!" ujar Inez dengan penuh percaya diri.Mendengar kata-kata Inez, harapan Renald jadi semakin besar. "Oke, kita taruhan satu bulan. Setelah satu bulan ...."Setelah satu bul
Jawabannya menjawab pertanyaan Bella tanpa menyerang kepercayaan diri Bella.Bella pernah mendengar rumor tentang Andreas.Rumor kalau dia memperlakukan semua orang dengan dingin.Namun tidak apa-apa, dia akan membuat Andreas jadi ramah.Sifat kompetitifnya pun terangsang. Sebelum Inez mengungkitnya, Bella sudah lebih dulu menyarankan batas waktu. "Bibi, satu bulan. Nggak, setengah bulan, aku hanya perlu setengah bulan untuk membuat tuan muda Keluarga Jayadi ini nggak bisa hidup tanpaku!"Bella yang sangat percaya diri tepat seperti keinginan Inez."Oke, oke. Bella, kamu pasti bisa. Kalau begitu, aku tunggu kabar baik darimu." Inez pun semakin menanti-nantikan hal ini.Mereka berdua mengakhiri panggilan setelah basa-basi sejenak.Dari awal sampai akhir, asisten Bella yang ada di samping sangat tegang. Teringat dengan kehebohan yang sedang terjadi di internet, asisten itu sangat tegang, jadi dia tidak mendengar Bella memanggilnya.Ketika asisten itu sadar kembali, dia melihat Bella yang
"Siapa katamu?" Bella tiba-tiba maju mencengkeram asistennya.Asistennya langsung terkejut.Siapa?Orang yang dia ungkit tadi hanya satu ...."Tuan ... Tuan Andreas?" Apa dia maksudnya?Setelah itu, asisten itu jelas melihat mata Bella langsung bersinar."Tuan Andreas, Tuan Andreas ...." Bella seketika menyingkirkan amarahnya tadi lalu tiba-tiba teringat sesuatu dan berkata, "Baguslah! Ini kesempatan yang sudah tersedia!"Dia kebetulan bisa menggunakan kesempatan ini untuk mencari penanggung jawab barunya menyelesaikan masalah ini.Asalkan bisa bertemu Tuan Andreas .... Bukan, asalkan Tuan Andreas melihatnya, dia yakin bisa menundukkannya.Bella bertekad untuk mendapatkan Andreas.Setelah itu, dia berpesan pada asistennya."Kamu unggah sebuah pernyataan pakai akun media sosialku, bilang aku hanya fokus pada karyanya, nggak tahu-menahu soal skandal apa pun. Beri tahu semua orang kalau aku merasa pemeran wanita yang sebelumnya lebih cocok dengan drama itu, jadi aku mengundurkan diri dan
Saat ini, dia berada di salah satu kamar di lantai dua, kebetulan bisa melihat situasi di luar dinding kediaman.Di luar,di bawah sinar lampu jalanan, bayangan sosok yang tinggi itu semakin panjang karena sinar lampu yang menyinarinya. Meski jarak mereka lumayan jauh, Celine tetap bisa mengenali orang itu dengan mudah, orang itu adalah Andreas.Kenapa dia ada di sini?Apa dari semalam dia tidak pergi dan terus menunggu di luar?Setelah menyadari hal ini, hati Celine seakan-akan dipukul kuat oleh sesuatu. Sebuah perasaan yang tidak bisa dideskripsikan memenuhi hatinya.Saat dia tertegun, tiba-tiba angin yang dingin berembus, Celine pun refleks gemetar.Sementara sosok yang ada di bawah lampu jalan itu juga gemetar lalu melipat lengannya.Celine mengernyit.Melihat embusan angin yang tidak berhenti, malah semakin kencang sampai-sampai daun-daun saling bergesekan,Celine berpikir sejenak lalu menutup jendela dan turun ke bawah dengan terburu-buru.Dia memikirkan orang yang ada di bawah l
Kenyataan yang ada di hadapannya ini membuat sikap Celine yang datar bagaikan sebuah pisau yang menusuk hatinya.Dia akhirnya tidak bisa menahan rasa irinya, Carla berjalan maju ingin menampar wajah Celine yang tersenyum.Carla mengangkat tangannya dan mengayunkannya ke wajah Celine, tapi saat hampir mendarat di wajah Celine, pergelangan tangannya digenggam erat oleh Celine.Setelah tidur, tenaga Celine sudah pulih sedikit.Celine sama sekali tidak mengasihani Carla, Carla sama sekali tidak bisa melepaskan dirinya dari genggaman Celine.Dia memelototi Celine dan berkata, "Celine, lepaskan tanganku!"Celine mencibir.Melepaskan tanganmu dan membiarkanmu memukulku?Tenaga di tangan Celine sama sekali tidak berkurang.Carla kembali mengancamnya. "Di sini rumah Keluarga Nadine, kalau kamu nggak lepas, aku panggil orang!""Coba saja!"Muncul ekspresi kebencian di wajah Celine yang dingin.Karena sekarang mereka sudah mengungkapkan sikap masing-masing, Celine juga tidak perlu mempertimbangka
Angin sejuk berembus, Andreas pun gemetar lagi lalu bersin beberapa kali.Begitu Celine keluar, dia mendengar suara bersin itu.Ketika dia berhenti melangkah, Andreas kebetulan mendongak. Begitu melihat Celine, mata Andreas seakan-akan tiba-tiba bersinar.Dia sama sekali tidak menunggu Celine berjalan ke arahnya, sebaliknya, malah dia yang berlari kecil menghampiri Celine."Celine ...."Melihat Celine hanya memakai baju yang tipis, Andreas langsung melepas jaketnya.Sampai ketika jaket itu membungkus tubuh Celine, Celine baru sadar kembali.Melihat ujung hidung Andreas yang memerah karena dingin, dia merasa sedikit kasihan. Namun, kata-kata yang dia ucapkan malah terdengar menyalahkan Andreas. "Kamu sudah nggak ada tempat yang bisa dituju?"Andreas terdiam.Sebelum Andreas sempat bereaksi, Celine menggenggam pergelangan tangan Andreas dan berkata, "Ikut aku!"Andreas merasakan suhu tubuh Celine dari pergelangan tangannya, seakan-akan langsung mengusir kedinginan di seluruh tubuhnya.An