"Siapa katamu?" Bella tiba-tiba maju mencengkeram asistennya.Asistennya langsung terkejut.Siapa?Orang yang dia ungkit tadi hanya satu ...."Tuan ... Tuan Andreas?" Apa dia maksudnya?Setelah itu, asisten itu jelas melihat mata Bella langsung bersinar."Tuan Andreas, Tuan Andreas ...." Bella seketika menyingkirkan amarahnya tadi lalu tiba-tiba teringat sesuatu dan berkata, "Baguslah! Ini kesempatan yang sudah tersedia!"Dia kebetulan bisa menggunakan kesempatan ini untuk mencari penanggung jawab barunya menyelesaikan masalah ini.Asalkan bisa bertemu Tuan Andreas .... Bukan, asalkan Tuan Andreas melihatnya, dia yakin bisa menundukkannya.Bella bertekad untuk mendapatkan Andreas.Setelah itu, dia berpesan pada asistennya."Kamu unggah sebuah pernyataan pakai akun media sosialku, bilang aku hanya fokus pada karyanya, nggak tahu-menahu soal skandal apa pun. Beri tahu semua orang kalau aku merasa pemeran wanita yang sebelumnya lebih cocok dengan drama itu, jadi aku mengundurkan diri dan
Saat ini, dia berada di salah satu kamar di lantai dua, kebetulan bisa melihat situasi di luar dinding kediaman.Di luar,di bawah sinar lampu jalanan, bayangan sosok yang tinggi itu semakin panjang karena sinar lampu yang menyinarinya. Meski jarak mereka lumayan jauh, Celine tetap bisa mengenali orang itu dengan mudah, orang itu adalah Andreas.Kenapa dia ada di sini?Apa dari semalam dia tidak pergi dan terus menunggu di luar?Setelah menyadari hal ini, hati Celine seakan-akan dipukul kuat oleh sesuatu. Sebuah perasaan yang tidak bisa dideskripsikan memenuhi hatinya.Saat dia tertegun, tiba-tiba angin yang dingin berembus, Celine pun refleks gemetar.Sementara sosok yang ada di bawah lampu jalan itu juga gemetar lalu melipat lengannya.Celine mengernyit.Melihat embusan angin yang tidak berhenti, malah semakin kencang sampai-sampai daun-daun saling bergesekan,Celine berpikir sejenak lalu menutup jendela dan turun ke bawah dengan terburu-buru.Dia memikirkan orang yang ada di bawah l
Kenyataan yang ada di hadapannya ini membuat sikap Celine yang datar bagaikan sebuah pisau yang menusuk hatinya.Dia akhirnya tidak bisa menahan rasa irinya, Carla berjalan maju ingin menampar wajah Celine yang tersenyum.Carla mengangkat tangannya dan mengayunkannya ke wajah Celine, tapi saat hampir mendarat di wajah Celine, pergelangan tangannya digenggam erat oleh Celine.Setelah tidur, tenaga Celine sudah pulih sedikit.Celine sama sekali tidak mengasihani Carla, Carla sama sekali tidak bisa melepaskan dirinya dari genggaman Celine.Dia memelototi Celine dan berkata, "Celine, lepaskan tanganku!"Celine mencibir.Melepaskan tanganmu dan membiarkanmu memukulku?Tenaga di tangan Celine sama sekali tidak berkurang.Carla kembali mengancamnya. "Di sini rumah Keluarga Nadine, kalau kamu nggak lepas, aku panggil orang!""Coba saja!"Muncul ekspresi kebencian di wajah Celine yang dingin.Karena sekarang mereka sudah mengungkapkan sikap masing-masing, Celine juga tidak perlu mempertimbangka
Angin sejuk berembus, Andreas pun gemetar lagi lalu bersin beberapa kali.Begitu Celine keluar, dia mendengar suara bersin itu.Ketika dia berhenti melangkah, Andreas kebetulan mendongak. Begitu melihat Celine, mata Andreas seakan-akan tiba-tiba bersinar.Dia sama sekali tidak menunggu Celine berjalan ke arahnya, sebaliknya, malah dia yang berlari kecil menghampiri Celine."Celine ...."Melihat Celine hanya memakai baju yang tipis, Andreas langsung melepas jaketnya.Sampai ketika jaket itu membungkus tubuh Celine, Celine baru sadar kembali.Melihat ujung hidung Andreas yang memerah karena dingin, dia merasa sedikit kasihan. Namun, kata-kata yang dia ucapkan malah terdengar menyalahkan Andreas. "Kamu sudah nggak ada tempat yang bisa dituju?"Andreas terdiam.Sebelum Andreas sempat bereaksi, Celine menggenggam pergelangan tangan Andreas dan berkata, "Ikut aku!"Andreas merasakan suhu tubuh Celine dari pergelangan tangannya, seakan-akan langsung mengusir kedinginan di seluruh tubuhnya.An
Andreas takut dia kedinginan!Namun, panggilan istri itu terus mengingatkan Celine kalau hubungan mereka hanyalah sebuah perjanjian yang tidak disengaja.Di Binara, Celine bisa membiarkan dirinya tidak memikirkan hal ini.Namun, di Mastika, dia mau tidak mau harus mengakui kalau apa yang Carla katakan tadi adalah kenyataan."Istri apanya? Tuan Andreas, jangan panggil sembarangan." Celine menjaga jarak, bahkan di matanya terlihat tatapan jijik.Senyuman Andreas membeku sejenak.Setelah itu, dia tetap tersenyum.Andreas mengulurkan tangannya ingin menggenggam tangan Celine, tapi waktu sudah mau bersentuhan, Celine menghindar.Setelah itu, Celine mencibir dan berkata,"Tuan Andreas, sikapmu ini sangat menyusahkanku. Kamu seorang pemimpin Grup Jayadi berkeliaran di luar kediaman Keluarga Nadine. Kalau sampai ada reporter yang jahat memotretmu dan menulis artikel yang tidak benar, bakal merugikan kamu dan juga aku. Selain itu ....""Semalam kamu membantuku di depan para reporter, aku sangat
Ganti cara lain ....Dari nada bicara Andreas saja, hati Celine seakan-akan bergetar.Melihat kenakalan di mata Andreas, Celine langsung bisa menebak apa maksud dari kata-kata Andreas tadi.Melihat wajah tampan Andreas mendekat, Celine refleks mengelak ke belakang.Namun, tangan Andreas yang besar menahan bagian belakang kepalanya, menghalanginya untuk kabur.Napas Andreas berembus di wajah Celine, seolah-olah Andreas akan segera menggigit leher Celine lagi. Di saat-saat terakhir, Celine berkata, "Mengerti, aku mengerti."Andreas pun berhenti.Namun, dia masih belum puas.Wanita kejam ini mengatakan hal sekejam itu, dia harus memberinya sedikit hukuman untuk mengobati luka di hatinya."Mengerti apa?" Napas Andreas berembus di leher Celine.Suara yang menggoda itu tepat di depan telinga Celine, membuat Celine merasa seakan-akan tersengat listrik.Ketika Celine masih tertegun, suara di samping telinganya berubah sedikit. "Hmm?"Jelas terlihat, Andreas sedang mendesak Celine untuk menjawa
Owen seketika membatalkan keinginannya tadi.Dia terpaksa mulai mengemudi tanpa memikirkan hal-hal ini.Setelah melaju lumayan jauh, dari spion mobil terlihat Celine masih berdiri di tempat, sosoknya semakin lama semakin kecil. Sampai ketika mobil Andreas sudah belok, sosok itu baru menghilang dari kaca spion.Celine kembali ke kediaman Keluarga Nadine.Di dalam ruang leluhur, hanya ada Hansen yang berjaga.Melihat Celine masuk, dia langsung mengenali jaket yang dipakai Celine.Jaket itu milik Andreas!Celine akhirnya pergi menemui dia?Hansen melihat ke bawah, dia menyadari perasaan aneh di hatinya, tapi akhirnya dia memutuskan untuk menekannya....Saat ini, Andreas pulang ke tempat tinggalnya di pusat kota.Sebelum dia sempat beristirahat, begitu langit sudah cerah, Andreas mandi dan mengganti pakaiannya. Setelah setengah jam, mobilnya kembali berhenti di luar kediaman Keluarga Nadine."Tuan, Anda ...."Di dalam mobil, Owen melihat tuannya lewat kaca spion.Baru saja pergi selama du
Di luar kediaman Keluarga Nadine.Pagi-pagi tadi, Bella sudah mencari tahu tentang jadwal Andreas hari ini. Dia langsung buru-buru berangkat menuju kediaman Keluarga Nadine.Dia sama sekali tidak tertarik memberi penghormatan pada orang mati.Namun, dia tidak keberatan menggunakan cara ini untuk mendekati Andreas.Di dalam mobil mewah,Bella memakai gaun panjang berwarna hitam. Setelah memeriksa riasan wajahnya yang cantik dan memastikan penampilannya, Bella turun dari mobil memakai kacamata hitam.Dia melihat sekeliling lalu muncul kekecewaan di matanya. Dia pun mengoceh ke asistennya dengan suara kecil, "Bisa-bisanya nggak ada reporter."Bella mengira dengan identitas Richard, seharusnya akan ada reporter yang menunggu di depan kediaman Keluarga Nadine.Kalau tahu tidak akan ada reporter, dia pasti bakal meminta beberapa reporter ke sini.Namun sekarang, sudah pasti tidak sempat lagi."Sudahlah, lain kali setiap kali aku mau keluar, ingat kasih tahu reporter." Bella melihat asistenny