Share

Bab 17 (Keluarga Bang Ipul)

"Zahra ... Diaah!" teriak Alit memanggil teman-temannya.

Ia terus berjalan sambil memperhatikan ke segala arah. Karena jalan setapak yang landai, Alit mempercepat langkahnya. Ia yakin, tidak mungkin salah jalur karena itu satu-satunya jalur yang harus dilewati.

Alit semakin bingung dan mulai bertanya pada diri sendiri. "Saya berjalan paling depan atau saya paling belakang?"

"Fadly ... Ibnu! Di mana kalian?" Alit kembali berteriak mencari keberadaan mereka.

"Apa iya, mereka jalan terus dan gak nungguin?" gumam Alit mengingat sudah lima belas menit ia berjalan menyusul Fadly dan yang lainnya, tetapi tak kunjung bertemu.

Alit membalikkan badan, berputar, dan melangkah ragu. Tak ada siapa pun yg ia lihat. Hanya jalan setapak, ilalang, dan kabut tebal yang mengiringi langkahnya. Alit benar-benar sendiri. Ia berhenti karena bimbang apakah harus terus berjalan, menunggu, atau harus kembali ke tempat semula yang berjarak lebih dari satu kilometer. Sedangkan, jalur tebing di atas danau untuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status