Share

Bab 25 (Teman-teman Jingga Lapar)

Salat Magrib telah ditunaikan, Pak Junet datang menghampiri, lalu duduk di samping Bang Ochi. Ia bersandar pada batu besar, lalu sedikit merosotkan badannya.

"Chi, terima kasih sudah membantu kami. Jujur saja, saya asli kaget liat kamu ikut turun," ujar Pak Junet dengan suara seraknya.

"Iya, sama-sama, Pak. Kebetulan udah pernah belajar dan ngisi materi rappelling di kampus. Jadi, udah paham gimana caranya." Bang Ochi menimpali.

"Oh gitu. Siapa yang sempat ajari rappelling dulu?" tanya Pak Junet.

"Senior, Bang Ogot namanya. Dia keras, Pak. Tapi ajarannya membekas."

"Salam sama Ogot ya, saya seangkatan sama dia, tapi beda fakultas."

"Oh, nggih, innsyaallah, Pak."

Saat asik mengobrol, Pak Najam datang ke arah kami dengan gelas plastik di kedua tangannya.

"Pak Net, sebaiknya Bapak istirahat saja, biar saya yang ambil alih sementara." Pak Najam datang menyela pembicaraan dalam Bahasa Sasak.

"Ndak apa-apa. Saya masih bisa tahan, Pak." Pak Junet meyakinkan.

"Oh, nggih kalau gitu. Silaq kopi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status