Share

bab. 22a

Belum sempat aku menghampiri tubuh Om Zuan, kini pak rektor datang dan membawa Om Zuan pergi.

“Zi, kenapa kamu bengong?” tanya Aga sambil menatapku. Aku melirik ke arah Tama, lagi-lagi ucapannya tempo lalu membuat ku merasa iba kepada Aga.

“Aga kena kanker, Zi. Hidupnya di vonis dokter sudah tak lama lagi. Apalagi Aga seperti kehilangan semangat untuk hidup. Ia bahkan menolak semua pengobatan. Hanya kamu yang mampu membuat Aga semangat, bahkan aku kembali melihat sorotan binar dari mata Aga ketika menatapmu. Bantulah Aga untuk sembuh, setidaknya berikan ia kebahagiaan di waktu-waktu akhirnya.”

Ucapan Tama saat itu benar-benar mengusikku. Aku hampir tak percaya mendengarnya. Aga yang terlihat terlalu ceria dan tersenyum itu ternyata memiliki kondisi kesehatan yang begitu memprihatinkan.

“Zi, kamu mendengar suaraku kan?” tanya Aga sambil menggoyangkan bahuku

“I-iya, Ga. Maaf.”

“Seperti yang aku ucap tadi, aku tak ingin mendengar jawabanmu, Zi! Aku tak ingin mendengar penolakan mu. Aku h
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status