Share

bab. 22b

“Bahan makanannya habis, Om.” Aku menggigit bibir bawahku, sedangkan mataku kupejamkan, takut melihat ekspresi marah lelaki di depanku.

Aku kembali membuka mata, ketika kudengar suara tawa dari lelaki di depanku ini. Ia terkekeh bahkan sampai keluar air bening di sudut matanya. Sungguh terasa begitu aneh.

“Ayo belanja. Aku antar,” ucap Om Zuan sambil merapikan jas nya.

“Tapi, Om!”

Aku masih ternganga, tak percaya dengan apa yang baru saja kudengar.

Tanpa basa-basi lelaki itu menggandeng tanganku dan membawaku masuk ke dalam mobilnya, memasangkan sabuk pengaman seperti biasanya dan ...

Tatapan mata kami saling bertemu dengan jarak yang sangat dekat, deruan nafas Om Zuan benar-benar terasa hangat menghampiri wajahku, ditambah dengan aroma nafas yang terasa di indraku. Jantungku kembali berdesir dengan hebat, kenapa kamu terus saja membuat Zi jatuh cinta, Om? Maafkan Zi yang sepetinya tak ingin jauh dari Om Zuan,

“Ma-maaf, Zi!” ucap Om Zuan dan kembali duduk di tempatnya.

Benarkah aku t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status