Share

44. Mutiara Kasih

Mobil berhenti di depan sebuah bangunan sederhana tapi terlihat rapi dan asri. Ada taman kecil dan berbagai sarana bermain anak-anak. Mirip sekolah TK. Tapi tidak ada papan namanya, aku mengedarkan pandangan.

"Alhamdulillah sampai. Ayo, turun!" Pria di sampingku berseru.

"Ah, iya." Aku terperanjat ketika Bang Fyan memintaku untuk turun.

"Ini panti asuhannya?" tanyaku sambil memandang sekitar.

"Iya, tempatnya sederhana tapi lumayanlah buat anak-anak berlindung." Bang Fyan berdiri memandang bangunan itu dengan kedua tangan berada di saku celananya.

Ya Tuhan, kenapa sekarang setiap kali aku memandangnya dalam posisi apapun, dia selalu terlihat sempurna. Hatiku berdesir apalagi kalau bertaut pandang.

"Ayo, Mbak?" Suara Ajeng mengagetkanku. Dia sudah berada di sampingku sambil mendorong kursi roda Bimo.

"Ah, iya." Aku segera mengikuti mereka untuk memasuki pintu pagar.

Beberapa langkah setelah kami masuk ke halaman panti, tiba-tiba beberapa anak keluar dari dalam panti setengah berlarian.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status