Share

47. Kopi Dingin

Rencana untuk tinggal satu hari lagi di Surabaya akhirnya batal. Dengan segala alasan dan rengekan akhirnya aku berhasil mengajak Bang Fyan pulang.

Bunda sempat menahanku dengan alasan masih kangen. Tapi hatiku terlanjur kesal pada Bang Fyan.

"Bunda masih kangen, Ra. Kata Fyan kalian akan tinggal di sini satu hari lagi." Bunda merangkul pundakku sementara aku melirik priaku yang duduk tak jauh dari kami.

Kedua alisnya terangkat dengan raut dingin. Sedetik kemudian tangannya terangkat dan jari-jarinya memijit pangkal hidungnya.

"Maafkan Ara, Bun. Tapi Ara ada kerjaan mendadak. Insha Allah nanti kami rencanakan lagi, deh."

"Iya, Sayang. Bunda ngerti. Lain kali kalian rencanakan lagi ke sini, ya. Kalian di sana yang akur, ya. Namanya orang berumah tangga itu pasti ada saja perbedaan pendapat. Kalau ada masalah segera diselesaikan, jangan dibiarkan berlarut-larut." Bunda memberikan nasehat yang terasa pas banget kena di hatiku.

"Siap, Bun." Aku berusaha terlihat baik-baik saja di depan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
carsun18106
yakin aja lah ara fyan ngga akan mendua, paling2 juga tepe tepe, rahasia2an, ngebaik2in perempuan lain, ngebaperin perempuan lain, cuma gitu doang kok ra, ngga sampe pacaran apalagi selingkuh
goodnovel comment avatar
carsun18106
kasian amat ara makan hati melulu, yah sabar2 aja, resiko dinikahin sama laki2 berkharisma, tampan, super ramah sama semua orang, sangat menjaga perasaan orang2 kecuali istrinya sendiri, gampanglah istri mah, tonggal dirayu, dikasih servis di kamar, beres
goodnovel comment avatar
carsun18106
ngga sedikitpun fyan merasa bersalah, ngga minta maaf, malah ara yg minta maaf, termasuk kejadian surprise kemarin
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status