Permaisuri Manja: Mas, udah sampai di A Class? Beliin pesananku sama Julie kan?Permaisuri Manja: Awas ya kalau nggak beliin makanan punyaku. Kan aku yang ngasih kesempatan Mas buat mepet ke Julie! Satu jam lagi aku sampa.“Dimakan, Jules,” kata Ipang sambil mengetik ‘Y’ sebagai jawaban untuk kedua pesan dari adiknya, Suri. “Aku beli buat dimakan, bukan buat diliatin.”Saat ini mereka berada di balkon A Class yang ada di lantai empat dan menghadap ke belakang bangunan salon tersebut.Balkon tersebut memang kerap kali jadi tempat pegawai A Class bersantai sejenak atau bahkan makan siang, karena cukup luas dan Julie sengaja menambahkan meja serta kursi santai supaya lebih nyaman.“Oke….” Julie mengambil garpunya dan mulai memakan kue favoritnya tersebut. Julie terpaksa membawa Ipang ke balkon karena pengunjung salon mulai heboh sendiri sembari memperhatikan Ipang secara terang-terangan.Menurut Julie, hal itu mengganggu produktivitas pegawainya dan membuat situasi jadi tidak kondusif. U
“Ini pertama kalinya kita ke rumahku,” komentar Julie begitu mereka turun dari Bentley Ipang.“Iya juga ya,” balas Ipang.Lelaki itu membuka pintu bagian belakang mobilnya dan mengeluarkan dua tote bag besar berisi cake dan pizzakesukaan keluarga Julie yang tadi mereka beli dulu di BEAU Bakery Cikajang.“Mau kubantu?” tanya Julie ketika melihat Ipang membawa dua tote bag besar tersebut.Sejak insiden rambut Ipang minggu lalu, hubungan Ipang dan Julie jadi agak lebih mencair dan mulai membaik. Ipang mengatakan pada Julie kalau mereka harus agak lebih rajin bertemu supaya hubungan mereka setidaknya bisa akrab terlebih dahulu.Kalau belum bisa semesra B
“Kalian nginep aja di sini ya. Kan belum pernah juga nginep di rumah ini.”“M-Ma?” Kalau tak ada Ipang dan kakak-kakaknya, mungkin Julie sudah mengguncang tangan ibunya sambil merengek. “Nginep?”“Iya, kan besok masih hari libur, Jules,” kata ibunya lagi. Perempuan paruh baya itu pun menoleh kepada Ipang. “Ipang, besok ada acara?”Ipang tidak melihat isyarat yang diberikan Julie, maka dari itu ia menggeleng. “Nggak ada kok, Ma.”“Nah, ya udah, nginep di sini aja,” pinta ibu Julie sekali lagi. “Jules, kamu besok kerja? Berangkat dari sini aja, kan lebih deket juga kalau ke arah A Class.”Julie ganti menatap Ipang yang terlihat
“Morning, little girl.”“Little girl?” Julie mengernyit tak percaya mendengar bagaimana Ipang memanggil namanya. “Namaku Julie.”“Julie si anak kecil,” ledek Ipang. Lelaki itu tengah berbaring miring menghadap Julie dan kepalanya bertumpu pada telapak tangan kanannya.“Kok ada ya orang yang baru bangun tidur udah nyari keributan,” gumam Julie sambil menendang selimutnya dan saat itulah ia baru sadar kalau dirinya terbangun dengan menghadap ke arah Ipang.“Kamu sadar nggak sih kalau kamu kayak ngigo waktu lagi tidur?” Rupanya Ipang tak puas kalau menjahili Julie hanya sampai di situ. “Kayak orang lagi makan.”“Masa?”“I
“Cieee, dianter sama Mas Ipang.”Julie langsung melotot mendengar seruan Suri yang tak tahu tempat dan waktu. Pegawai A Class lainnya di lantai dua tersebut langsung senyum-senyum sendiri mendengar ucapan sahabat atasan mereka itu.“Suriii,” desis Julie dengan sebal. Ia buru-buru menarik lengan Suri dan menyeretnya ke ruangannya. “Berisik deh ah. Lagian kamu tahu dari mana sih?”“Dari Dewi. Anak-anak di bawah lagi seru ngomongin Bu Julie yang dianter Pak Suami.”Julie mencibir dan membuka kulkas kecilnya di sudut ruangan. Ia menyerahkan sekaleng Coca Cola kepada Suri yang datang mendadak seperti biasanya.“Cuma dianter doang kenapa pada heboh sih?”“Mereka bandin
“Mas Ipang pergi ke mana sih emangnya, Jules?”“Ke… aku lupa nama daerahnya, pokoknya agak pelosok.” Julie menjawab sekenanya.Suri sendiri langsung mengamati perubahan ekspresi Julie, tapi ia tidak berkomentar apa pun. “Emang ngapain sih?”“Katanya sih cari material baru buat produknya.” Setidaknya itulah yang Julie dengar dari ART-nya.Tanpa diketahui Suri, hari ini tepat sehari setelah pertengkaran Ipang dan Julie di mobil mengenai Raveno. Malam itu rasanya perjalanan pulang ke rumah terasa lama dan menyesakkan.Begitu sampai di rumah, Julie turun duluan dan mengurung diri di kamar sampai siang, untuk mendapati Ipang telah pergi dan menitip pesan pada ART-nya kalau ia akan
“Mas Ipang kemarin nyuruh aku nginep di sini temenin kamu, katanya takut kamu nggak suka sendirian di sini.”Julie masih mengingat jelas apa yang menjadi alasan Suri menginap di rumahnya sampai seminggu ke depan. Awalnya Julie tak percaya, tapi Suri menunjukkan pesan yang dikirim Ipang di Minggu sore kepadanya—sebelum Ipang dan Julie bertengkar di mobil.“Bu Julie, kok jalan sambil melamun sih?”Teguran itu membuat Julie berhenti berjalan dan ia terkejut ketika mendapati beberapa senti lagi ia hampir menabrak dinding kaca salonnya.“Oh….” Julie bergeser dan kembali berjalan ditemani Dewi yang mengekorinya sambil tersenyum riang.
“Ipang tuh gila atau gimana sih?!” gerutu Julie sambil menaiki undakan anak tangga ke lantai tiga. “Bu Julie—”“Sebentar,” sergah Julie saat salah satu pegawainya berusaha mengajaknya bicara. “Kalau apa yang mau kamu omongin bisa ditunda, lebih baik kita omongin setengah jam lagi, oke?”Pegawai itu menatap raut wajah Julie dan dengan perlahan ia langsung menghentikan langkahnya. “Oke, Bu.”Julie mengangguk singkat dan bergegas menaiki undakan tangga hingga menemukan pintu menuju balkon. Begitu menutup pintu balkon, perempuan itu segera mengeluarkan ponselnya dan menelepon Ipang.“Bodo amat kalau dia lagi kerja.” Julie kembali bicara dengan diriny