Share

Bab 45

"Raa!" Panggil Sabia.

Gara menoleh. Ia berhenti di tangga. Sabia buru-buru berlari mengejarnya dengan wajah ceria.

Grep!

Sabia menggandeng lengan Gara tapi Gara buru-buru melepaskannya.

"Ra, kita sore ini latihan untuk peragaan busana ya."

Gara sengaja menciptakan jarak agak jauh dari Sabia.

"Aku nggak bisa Bi. Aku harus ke rumah Revan." Gara beralasan.

"Revan lagi? Kan dia udah dimakamkan juga ngapain sih repot-repot kesana?"

Gara melotot.

"Kamu nggak ada sedih-sedihnya Revan meninggal?" Tanya Gara.

"Ya kenapa harus sedih sih? Kan momen itu udah lewat. Harusnya kamu pun udah nggak sedih lagi Ra. Kamu tau nggak justru sekarang tu waktunya kita seneng. Akhirnya penghalang kita untuk bersatu telah hilang."

"Bi..."

"Ya Ra?" Sabia tersenyum senang karena dipanggil Gara.

"Kamu waras nggak sih sebenarnya?" Kata Gara dengan nada tajam. Setelahnya laki-laki itu pergi meninggalkan Sabia yang syok dengan ucapan Gara.

"Ra, sekarang apa lagi sih alasanmu?" Sabia mengejar Gara.

"Revan udah nggak a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status