Share

48. Panggilan Telepon

Biya berharap dirinya tak sejahat ini. Biya tak ingin mengecewakan orang lain, tapi tidak bisa melepas salah satu akibat mengutamakan kenikmatan duniawi. Perempuan itu bolak-balik berjalan layaknya setrika di dalam kamar saat berulang kali mengecek layar ponsel. Sudah berjanji pada Gama untuk dikenalkan pada Ibu.

‘Apa gue tolak aja ya? Sekarang masih ada waktu.’

Biya pernah merasakan patah hati, begitu juga dengan ayah dan kakak usai dia gagal menikah. Selama ini, Biya selalu berusaha memenuhi ekspektasi orang lain. Selalu berusaha menjadi perempuan baik-baik, karena dia bingung harus bersandar pada siapa. Dia memang bukan anak pertama, tapi beban yang dipikul terasa begitu berat usai Mama meninggal dunia.

Biya membantu mengurus segala keperluan di rumah. Dipaksa menjadi dewasa sebelum waktunya dan tidak memiliki cukup waktu untuk bermain demi membantu ayah dan kakak. Biya ingin punya kebebasan yang tidak dia dapatkan dan sekarang keinginan itu sudah tidak bisa lagi tertampung dengan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status