Share

53. Naif (1)

Maya mengerutkan kening dalam ketika pagi-pagi menjumpai Biya di ruang tengah apartemen. Beberapa hari terakhir, Biya pulang larut malam. Mungkin sekitar pukul satu pagi. Maya tahu, karena dia tidak sengaja terbangun. Tapi yang lebih aneh lagi adalah Biya mengenakan kemeja berkerah yang lebih tinggi daripada biasanya.

Maya mengoleskan selai cokelat pada selembar roti tawar yang baru selesai dipanggang tanpa mengalihkan pandangan dari Biya. Biya yang sibuk mengenakan anting bermotif bunga lili di sofa pun menoleh, risi, karena sorot Maya tidak pernah bisa bohong.

“Kenapa?” Biya bertanya tak nyaman kala menatap Maya tepat di mata. Mengingat mereka sempat ‘berdebat’ intens. Maya menggelengkan kepala samar dan berusaha menjaga ekspresi wajah walau berakhir gagal saat dia berusaha mengorek informasi, “Lo tumben pakai anting-anting? Biasanya lo paling anti pakai aksesori di telinga karena takut nyantol di baju atau rambut.”

Jantung Biya sempat berhenti berdetak, sebab tidak menyangka Maya a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status