Share

Dendam

Sikap dingin Galih membuatnya bertanya-tanya.

Selama ini ia tak mengenal siapa pemilik perusahaan besar ini. Tidak pernah tahu kehidupan pribadinya ataupun hubungannya dengan orang lain.

Akan tetapi apa haknya tahu lebih banyak urusan orang lain? Hanya menambah beban pikirannya saja.

Ia segera mengambil penyedot debu dan membersihkan karpet di ruangan tersebut. Sesekali ia bisa menangkap siluet Galih yang menatap serius pada layar laptop di hadapannya. Hingga dering telepon mengusiknya, lalu ia mengangkat dengan hati-hati.

["Bu, ini Humaira. Kapan ibu pulang? Humaira dan Farhan ada di rumah sendirian, tidak ada nenek dan Bibi Davina yang menjaga kami Bu," kata suara kecil di seberang sana, mengeluh karena berada di rumah sendirian saja bersama sang adik.]

["Sayang, ibu sedang bekerja. Bagaimana kalau Humaira tunggu sebentar? Ibu mau telepon Tante Widi buat temani kalian, hmm?"]

["Cepat ya, Bu. Humaira takut," kata gadis itu.]

["Sayang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status