Share

Bab 45: Jantungku Tidak Aman

“Terima kasih, Pak. Tapi saya bisa pulang sendiri. “ Seruni memaksakan senyum.

Dada Aditya berdenyar melihat senyum Seruni. Bibir tipis dengan lekuk sempurna milik gadis itu membuat laki-laki itu ingin segera menggenggam Seruni ke dalam pelukan. Sabar, Aditya. Jangan sampai rencanamu gagal karena terburu-buru. Aditya berusaha meredam gejolak dalam dirinya yang memiinta untuk segera dituntaskan.

“Mari, Pak. Selamat siang.’ Seruni mengayunkan kaki meninggalkan Aditya yang masih menatapnya seperti elang hendak menangkap seekor kelinci.

‘Tunggu, Seruni. Lebih baik kamu saya antar.”

Seruni berbalik lalu sedikit membungkuk. “Tidak perlu, Pak, terima kasih.” Ia masih mencoba menjawaab dengan sopan sebelum berlari menjauhi Aditya.

Seruni tidak bisa membayangkan apa yang akan dilakukan laki-laki itu kalau dia bersedia diantar. Bukan ingin berburuk sangka, tetapi waspada lebih baik. Meski Aditya masih bersaudara dengan Bram dan Kai, bukan berarti sifat mereka bertiga sama. Mata Aditya mengataka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status