Share

Bab 72

"Pukul, pukul aku Yusuf. Tampar aku seperti Ayah, tadi menamparmu!" ucap Ayahnya Yusuf dengan mengambil kedua tangan putranya itu. 

"Apa maksud Ayah?" tanya Yusuf.

"Maafkan aku, Nak. Maafkan Ayah. Ayah terlalu lemah jadi laki-laki. Ayah terlalu bodoh jadi seorang suami."

Yusuf memegang kedua pundak ayahnya. Ia membawa pria itu untuk duduk di sampingnya. Aku bergeser untuk memberikan ruang bagi mereka untuk saling berbicara.

"Arini, sebaiknya kita tinggalkan mereka berdua. Kamu tidak keberatan, bukan?" ujar Mama Salma. Meski ragu, tapi aku mengangguk dan memilih pergi meninggalkan Yusuf dan Ayahnya.

Jujur, aku penasaran dan ingin tahu apa yang mereka bicarakan. Ini sangat aneh. Tadi, ayahnya Yusuf terlihat cuek dan tidak peduli pada Yusuf. Bahkan, ia sampai berlaku kasar pada suamiku itu. Namun, setelah kepergian anak da

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status