Share

Sandiwara Yang Gagal

Masih dengan kaki terbalut perban, Nana berjalan tertatih-tatih digandeng Kanjeng Mami. Mereka berdua baru saja tiba di bandara Ngurah Rai.

Seorang potter mengikuti mereka dengan membawa troli berisi travel bag dan beberapa barang bawaan mereka lainnya.

"Kita pulang naik apa nduk?" Kanjeng Mami menggandeng Nana dengan hati-hati.

"Taksi online Mi. Nanti Nana pesan kalau sudah di depan." Nana menunjuk ke arah area parkir.

"Oh, ya sudah kita cari bangku. Kalau kelamaan berdiri nanti kakimu sakit lagi." Kanjeng Mami menatap kaki putrinya itu dengan sedih.

Entah berapa kali putri tunggalnya itu mengalami hal seperti ini semenjak kecil. Perlakuan tidak mengenakkan bahkan terkadang menjurus ke arah fisik dari sang nenek kerap diterimanya.

Berjuta-juta rasa bersalah menghinggapi hatinya, namun bertahun-tahun juga dia tidak pernah berani mengambil tindakan untuk melindungi putri kecilnya. Dia masih berpegang teguh pada patokan surga di bawah kaki ibu.

Melawan ibunya untuk melindungi putrinya m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status