Share

Bab 104. Undangan

Bab 104.

Air mata Melanie mengalir deras. Tidak ia sangka kalau ia harus ketahuan secepat ini. Rosene memiliki insting yang sangat kuat. Melanie harusnya bisa menduga itu. Dan kini, ia tidak bisa menutupi lagi.

"Tuan Markus, dia memaksaku."

Rosene kaget luar biasa. Sudah ia duga sebelumnya. "Jadi bayi itu milik Tuan Markus?"

Anggukan kepala Melanie menjadi jawaban atas pertanyaan sang kakak. Rosene terdiam. Kenyataan ini, membuatnya berpikir. Bagaimana mungkin sang adik melakukan ini.

"Kau sudah melakukan kesalahan, Melanie. Aaron tidak akan terima dibohongi."

Melanie meluncur turun dari sofa. Mendekati Rosene lalu berlutut di bawah kaki wanita itu. "Tolong aku, Rosene. Aku tidak ingin anak ini lahir tanpa ayah," ujar Melanie di sela Isak tangisnya.

"Tidak sesederhana itu, Melanie. Kenapa harus Aaron. Kau tidak tahu siapa dia."

"Lalu aku harus bagaimana, Rosene? Aku menyukai Tuan Aaron."

"Kalau begitu kau harus memilih, mati di tangan Aaron bersama bayimu. Atau pergi bersamaku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status