Share

Bab 45. Tanda Merah

Apa Tuhan betul-betul membenci dirinya, sampai-sampai doanya tidak dikabulkan. Ini tidak adil. Ia hanya ingin tidur nyenyak hingga pagi menjelang. Tapi belum juga matanya tertutup, gangguan itu malah datang.

Sialnya, gangguan itu datang dari Aaron. Dia datang di waktu yang tidak tepat. Lihatlah tatapan itu. Seekor singa yang mengunci mangsanya. Seperti itulah dia. Dan Rosene tahu apa maksud kedatangannya.

Tanpa banyak bicara, Aaron naik ke atas tempat tidur, merangkak mendekati Rosene yang membeku melihat tingkahnya. Rosene yang setengah duduk seketika mendongak memandang wajah yang kini sudah berada di atasnya.

Bibir itu tersenyum lalu mengucapkan dua patah kata yang menggelitik dada.

"Aku menginginkanmu."

Jujur, Rosene merinding mendengarnya. Naluri ingin sekali menolak. Namun, reaksi tubuhnya sebaliknya. Rosene benci dirinya yang seperti ini. Sentuhan yang selama ini ia tolak mentah-mentah, sekarang malah berbalik menginginkannya.

"Tuan ...."

"Sudah kukatakan berapa kali. Pa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status