Share

Manik Rubah yang terlihat di matanya.

          Nevan terkinjat ketika dirinya berkata demikian. Akan tetapi, tubuhnya kembali beranjak ke kursi kemudi dengan pandangan melurus ke jalanan. Bellona mulai mencurigai dirinya ketika situasi yang sempat menjadi agak canggung.

Bellona mengerutkan kening lalu memperhatikan segala raut dari wajah Nevan. Nevan mulai berkata dengan dirinya dari dalam jiwanya. “Hei, kenapa kamu nyuruh aku ngucapin itu?” keluhnya.

Bellona terpelangah ketika dirinya masih terdiam.

“Nevan?” panggil Bellona perlahan.

Nevan masih saja terdiam, seolah-olah memikirkan hal sesuatu yang memenuhi pikirannya.

“Nevan?” panggil Bellona lagi.

Nevan terkinjat setelah panggilan untuknya secara berulang-ulang kembali. Ia pun spontan menoleh ke arah sang kekasih yang hendak menuruni mobil.

“Oh!” sergahnya menatap Bellona.

“Kamu kenapa? Kelereng apaan sih?” tanya Bellona terheran-heran.

“Ah, nggak. Bi

Rossystories

Follow juga IG @Rossy_stories. Biar kamu bisa mengetahui segala karya milik Rossystories. Tak lupa kuucapkan kata terima kasih sebanyak-banyaknya atas waktu yang diluangkan hanya dari membaca cerita recehku ini. Semoga sehat selalu dan berlimpah rezeki! WAJIB VOTE CERITA INI SETELAH BACA!!! Karena apa? Untuk kemajuan novel berasal dari jemari kalian dari hanya menekan tombol VOTE PADA CERITA INI. Maka dari itu, sangat dimohonkan untuk memberi VOTE setelah baca, ya. Terima kasih telah menjadi pembaca setia cerita ini, semoga sehat selalu. Cuplikan bab berikutnya. “Eh, itu Nevan!” tunjuk Bellona kepada Felix. “Iya, tumben dia lesu amat,” sahut Felix terheran.

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status