Share

Perasaan yang salah.

              Bellona yang pergi begitu saja dari ruang perpustakaan. Sementara Felix hanya terpengah dengan menaruh salah satu tangannya ke balik bagian belakang kepala. Dimana dirinya berdiri dengan raut keheranan sekaligus bingung.

“Gue nggak ngerti, apa sih?” gerutunya.

Felix memutar kepalanya secara berulang-ulang kali. Tiba-tiba, terkinjat dengan dua bola mata yang terpaku pada satu jawaban hatinya.

“Hah!” sergahnya menegakkan posisi wajah.

“Jangan-jangan … Bellona??” pikirnya mulai mengacungkan jemari telunjuk ke arah depan.

Felix mengayunkan kakinya untuk melangkah mengejar dari seseorang yang sudah ia kenal sejak kecil. Lantas, bagaimana dengan keputusan dari dalam pikiran Felix saat ini? Kakinya terus mengayun dengan cekatan hingga menuju luar ruangan.

Matanya mulai mengiringi jalanan menuju ke sekeliling ruangan. Letaknya pada satu titik pertemuan sosok Bellona

Rossystories

Cuplikan bab berikutnya . [Jam tangan itu bukan jam tangan biasa. Ada tombol yang bisa bunyi, sengaja aku beliin untuk kamu. Jadi, kalo kamu tuh mau inget aku, tinggal tekan tombolnya aja. Jadi, nggak usah lagi bikin emosi yang sering membludak sesaat. Tinggal tekan tombol, emosi kamu langsung reda. He he he.] Jangan lupa vote cerita ini!

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status